Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mengenal Plus Minus Lawan Indonesia di Piala Thomas 2020

9 Oktober 2021   14:46 Diperbarui: 9 Oktober 2021   15:08 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya siap tampil di Piala Thomas 2020.(Dok. Badminton Photo/Kompas.com


Mulai Sabtu (9/10) malam nanti, tim putra bulutangkis Indonesia akan memulai perjuangan di Piala Thomas 2020 yang digelar di Kota Aarhus di Denmark.

Sesuai jadwal, Aljazair akan menjadi lawan pertama Indonesia pada Sabtu (9/10) pukul 19.00 waktu Eropa atau tengah malah waktu Indonesia. Lalu,menghadapi Thailand di pertandingan kedua, Senin (11/10), dan terakhir berjumpa Taiwan (13/10).

Taiwan dan Thailand akan menjadi pesaing berat Indonesia untuk memperebutkan dua 'tiket' lolos ke perempat final. Ya, hanya dua tim peringkat teratas di masing-masing grup.

Dengan Piala Thomas mempertandingkan lima pertandingan yakni tiga nomor tunggal putra dan dua nomor ganda putra, persaingan akan sangat ketat.

Namun, dengan komposisi pemain yang matang dan motivasi untuk mengakhiri 'paceklik juara', Indonesia berpeluang besar menjadi juara Grup A.

Hanya saja, meski unggul di atas kertas, hasil akhir di lapangan tentunya bergantung pada kesiapan mental pemain agar bisa mengeluarkan penampilan terbaiknya.

Nah, salah satu bentuk kesiapan adalah dengan mengenali calon lawan. Ibaratnya, bila sudah mengenali kelemahan dan kelebihan lawan, setengah kemenangan sudah didapat.

Berikut komposisi sekaligus plus minus alias kelebihan dan kelemahan lawan-lawan Indonesia di babak penyisihan Grup A Piala Thomas 2020.

Aljazair hanya membawa 4 pemain

Aljazair, lawan pertama Indonesia, datang ke Piala Thomas 2020 dengan status sebagai juara Badminton Africa Championship Team 2020.

Namun, predikat juara Afrika itu tidak lantas membuat mereka bisa berbicara banyak di Piala Thomas. Sebab, persaingan di Piala Thomas jelas akan sangat berbeda dengan di kejuaraan Afrika. Nyatanya, di Piala Thomas 2018 lalu, Aljazair juga datang sebagai juara Afrika tetapi selalu kalah.

Tanpa bermaksud meremehkan, Aljazair bisa dibilang menjadi tim terlemah di Grup A. Mereka akan menjadi lumbung poin bagi tim-tim lain seperti halnya tim-tim Afrika di Piala Thomas edisi sebelum-sebelumnya.

Nah, yang menarik, Aljazair datang ke Piala Thomas hanya membawa 4 pemain.  Mereka yakni Youcef Sabri Medel (25 tahun), Koceila Mammeri (22 tahun), Mohamed Abderrahime Belarbi, (29 tahun), dan  Adel Hamek (28 tahun).

Empat pemain itu akan bermain rangkap di dua nomor. Jadi, setelah bermain di nomor tunggal, akan tampil di nomor ganda. Untuk profil Aljazair, selengkapnya monggo dibaca di sini https://www.kompasiana.com/hadi.santoso/615cdf1706310e61820781a2/jadi-lawan-pertama-indonesia-aljazair-hanya-bawa-4-pemain-ke-piala-thomas-2020.

Melawan Aljazair, tim Thomas Indonesia kemungkinan akan mengistirahatkan beberapa pemain yang pekan lalu 'memeras keringat' di Piala Sudirman. Seperti ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya.

Ganda putra senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tidak diturunkan di Piala Sudirman, bisa dimainkan. Sementara pasangan lainnya bisa Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto atau pasangan muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Martin.

Di nomor tunggal, Shesar Hireen Rhustavito yang juga tidak dimainkan di Piala Sudirman, bisa diberi kesempatan bermain. Juga Chico Aura Dwi Wardoyo yang dipanggil khusus untuk tim Piala Thomas. Untuk tunggal pertama bisa Anthony Sinisuka Ginting atau Jonatan Christie dengan opsi mengistirahatkan salah satu dari mereka.

Indonesia "berjodoh" dengan Thailand

Indonesia seolah berjodoh dengan Thailand di Piala Thomas. Faktanya, tidak sekali ini, Indonesia berada satu grup dengan Thailand. Tahun ini merupakan empat kali beruntun, Indonesia selalu jumpa Thailand di babak penyisihan grup Piala Thomas.

Menariknya, dalam pertemuan melawan Thailand di Piala Thomas edisi 2014 di New Delhi India, 2016 di Kunshan China, dan 2018 di Bangkok, Indonesia selalu menang dengan skor sama, 4-1.

Mungkinkah skor sama kembali terjadi sata Indonesia berjumpa Thailand di pertandingan kedua pada 11 Oktober nanti?

Indonesia memang lebih diunggulkan atas Thailand. Tapi awas, Thailand kini lebih siap.

Thailand membawa 12 pemain dengan beberapa di antaranya merupakan pemain muda potensial. Salah satunya tunggal putra, Kunlavut Vitidsarn (20 tahun) yang merupakan juara dunia junior 2017, 2018, 2019.

Kunlavut yang kini ada di ranking 25 dunia, tampil beringas di Piala Sudirman 2021 pekan lalu. Dia mengalahkan Shi Yuqi (China) dan Srikanth Kidambi (India) yang rankingnya di atasnya. Kemungkinan, dia akan menjadi lawan Jonatan Christie sebagai tunggal kedua.

Tunggal putra pertama Thailand adalah Kantaphon Wangcharoen (23 tahun) yang kini menempati ranking 18. Dia akan menjadi lawan bagi Anthony Sinisuka Ginting.

Di nomor tunggal, Thailand juga masih punya pemain senior, Suppanyu Avihingsanon (31 tahun/ranking 54) dan pemain belia, Varot Uraiwong (19 tahun).

Sementara di nomor ganda, Thailand punya pasangan baru, Supak Jomkoh (25 tahun) dan Kittinupong Kedren (25 tahun). Memang, ranking mereka di BWF masih jauh, 153. Namun, penampilan mereka di Piala Sudirman cukup mencuri perhatian.

Supak/Kittinupong menang atas ganda China, He Jiting/tan Qiang yang kini menempati ranking 20 dunia di pertandingan fase grup. Mereka juga mengalahkan ganda top Korea ranking 9 dunia, Choi Sol-hyu/Seo Seung-je di perempat final.

Thailand juga membawa pemain spesialis ganda campuran, Dechapol Puavaranukroh (24 tahun). Dia bakal dimainkan di ganda putra. Meski, itu bukan hal baru bagi Dechapol karena dia pernah main di ganda putra saat Piala Thomas 2016 silam.

Taiwan bawa ganda putra peraih medali emas Olimpiade

Lebih bergengsi mana, Piala Sudirman atau Piala Thomas? Bila pertanyaan itu ditujukan kepada Federasi Bulutangkis Taiwan, mereka sepertinya lebih memilih mempriritaskan Piala Thomas.

Parameternya, Taiwan membawa pemain-pemain top putranya. Salah satunya pasanga ganda putra peraih medali emas Olimpiade, Lee Yang/Wang Chi lin. Sebelumnya, Lee/Wang tidak ikut tampil di Piala Sudirman. Begitu juga tunggal putra Wang Tzu-wei.

Taiwan punya tim cukup merata di Piala Thomas. Di nomor tunggal, ada Chou Tien-chen (31 tahun) yang kini menempati ranking 4 dunia. Lalu Wang Tzu-wei (26 tahun) yang kini ada di ranking 11.

Lalu di ganda putra, selain Lee/Wang yang akan menjadi modal meraih poin, Taiwan punya pasangan Lee Jhe-huei/Yang Po-hsuah. Pasangan ini tampil di Piala Sudirman. Bahkan, mereka mengalahkan ganda Jepang, Akira Koga/Taichi Sato di perempat final. Meski, Taiwan kalah 1-3.

Akan menarik menunggu pertemuan kembali Lee/Wang dengan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Di Olimpiade lalu, Lee/Wang mengalahkan Minnions di pertandingan fase grup.

Secara game by game, pertemuan melawan Taiwan bakal berjalan alot. Karenanya, Hendra Setiawan dan kawan-kawan diharapkan bisa meraih kemenangan beruntun atas Aljazair dan Thailand.

Sehingga, ketika melawan Taiwan, Indonesia sudah memastikan lolos ke perempat final dan hanya tinggal berebut posisi juara grup.

Pada akhirnya, sebagai suporter, kita semua merindu, tim Indonesia bisa kembali membawa pulang trofi Piala Thomas.
Sebab, Indonesia sudah terlalu lama tidak lagi juara. Sudah 19 tahun.

Memang, Indonesia menjadi negara yang paling sering juara Piala Thomas, 13 kali. Namun, kali terakhir Indonesia juara terjadi di tahun 2002 saat mengalahkan Malaysia 3-2 di final di Guangzhou, China. Sudah lama sekali.

Setelah juara tahun 2002 itu, tim Thomas Indonesia sempat dua kali masuk ke final di tahun 2010 dan 2016. Namun, kalah dari China dan Denmark. 

Semoga, kerinduan panjang itu menjadi pelecut motivasi bagi pasukan merah putih untuk meraih hasil terbaik di Piala Thomas tahun ini. Siapa tahu, gelaran Piala Thomas yang seharusnya digelar tahun 2020 lalu tetapi dimundurkan akibat pandemi Covid-19, membawa berkah bagi tim Indonesia.

Salam bulutangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun