Namun, meski memasang jaringan internet di rumah memiliki banyak kemanfaatan, tetap harus disesuaikan kebutuhan. Tidak kalah penting mempertimbangkan anggaran.
Saya pun dulu baru memutuskan untuk memasang internet di rumah sejak memutuskan pensiun sebagai pekerja kantoran. Merasa internet jadi kebutuhan utama karena pekerjaan menulis bakal lebih banyak dikerjakan dari rumah.
Sebelumnya, ketika masih bekerja kantoran, pasang wifi di rumah belum jadi kebutuhan mendesak. Meski beberapa tetangga sudah pasang. Tapi saya tidak mau latah ikut-ikutan.
Saya kala itu beranggapan, kebutuhan internet di rumah sudah terwakili oleh paketan internet di ponsel.
Untuk keperluan pekerjaan menulis yang membutuhkan sambungan internet, semisal mengirim tulisan via email atau memposting tulisan di Kompasiana, cukup memakai ponsel.
Atau, disiasati dengan menulis materi tulisannya di rumah. Lantas, menuntaskannya ketika bekerja di kantor. Toh, di kantor kerjanya juga menulis. Memakai laptop yang sama. Jadi sekalian.
Pun, ketika memutuskan memasang jaringan internet di rumah, saya memilih paket yang memang sesuai kebutuhan.
Ada beberapa opsi. Ada jaringan internet saja. Ada yang plus saluran tv kabel. Itupu beda-beda. Ada yang jumlah channel TV nya sedikit hingga paling banyak. Serta ada beberapa channel unggulan. Tarif bulanannya tentu berbeda-beda.
Sementara untuk providernya, saya memilih yang 'gardu' jaringannya sudah ada di perumahan saya. Pertimbangannya, koneksinya bisa lancar jaya.
Saran saya bagi yang belum dan ingin memasang jaringan internet di rumah, sesuaikan kebutuhan.
Semisal bila sampeyan (Anda) jarang banget punya waktu untuk menonton televisi, ya tidak perlu memilih berlangganan paket paling mahal wifi plus channel TV paling banyak.