Semisal bila presentasi hanya disajikan dalam bentuk tulisan Ms Word, tentu cita rasanya akan berbeda dibanding materi yang dikemas lebih menarik dengan Ms Power Point, Google Slide, apalagi ditambahkan video dan iringan musik.
Perihal konten ini, saya teringat pada esai yang ditulis pendiri Microsoft, Bill Gates. Oleh Bill Gates, esai yang ia tulis pada 3 Januari 1996 itu diberinya judul "Content is King".
"Content is where I expect much of the real money will be made on the Internet".
Begitu Bill Gates mengawali esainya. Itu lead yang menarik.
Kala itu, konteks konten berkaitan dengan pemasaran. Dan, pada pertengahan tahun 90-an silam, belum banyak orang yang melek bahwa konten merupakan bagian penting dalam pemasaran.
Kini, kita membenarkanpemikiran Bill Gates itu. Bahwa, di bidang pemasaran, konten itu memang raja. Seperti raja, pengaruhnya besar. Penentu.
Tidak hanya di bidang pemasaran, dalam hal presentasi di acara workshop, mengajar kuliah di kelas, membuat video ataupun tulisan, konten laksana raja.
Bila konten yang disajikan ke khalayak itu menarik, penting, dan memberikan nilai tambah, tentu mereka tidak akan beralih ke gawai atau malah bikin ngantuk selama menyimak presentasi. Bila konten menarik.
Nah, untuk mengemas konten yang bisa menjadi 'raja', yang punya power sehingga mampu mempengaruhi orang lain, tentu saja tidak sembarangan.
Kontennya harus berkualitas. Harus dipikirkan matang. Butuh perencanaan. Mengutip kata bijak, bila gagal merencanakan, itu artinya merencakan kegagalan.
Mengonsep konten presentasi seperti membuat tulisan