Panenka menendang bola dengan cara tidak biasa. Unik. Bila kala itu, pemain lain menendang keras ke pojok gawang, Panenka tidak. Bola ditendangnya secara flick. Dicungkil dan mengecoh kiper Jerman.
Sejak saat itu hingga kini, tendangan penalti seperti itu disebut tendangan penalti Panenka. Termasuk yang dilakukan Pirlo ketika melawan Inggris di Euro 2012.
Nah, setelah final 1976 itu, Â setelah 45 tahun berlalu, bukan tidak mungkin adu penalti itu berulang.
Sebenarnya, beberapa kali final Piala Eropa setelah itu memasuki masa extra time. Tapi, tidak sampai adu penalti. Sebab, ada gol di masa perpanjangan waktu.
Itu terjadi di final Piala Eropa 1996 ketika Jerman membalas kekalahan dari Rep. Ceko. Jerman menang 2-1 lewat gol Oliver Berhoff di masa extra time.
Kala itu, Euro memberlakukan golden goal. Gol emas.
Artinya, tim yang mencetak gol di masa extra time bakal langsung juara. Sebab laga langsung selesai. Tidak berlanjut 2x15 menit sampai selesai seperti sekarang.
Penentuan pemenang lewat golden goal juga terjadi di final Piala Eropa 2000. Prancis yang juara setelah mengalahkan Italia lewat gol emas David Trezeguet setelah kedua tim berman 1-1.
Lalu, final Piala Eropa 2016 antara Prancis dan Portugal juga memerlukan perpanjangan waktu karena skor masih 0-0. Portugal akhirnya juara lewat gol Eder di menit ke-109.
Italia unggul di masa lalu, Inggris bisa mengejutkan
Lalu, bila ternyata laga final diakhiri adu penalti, apakah Italia bakal kembali menang dari Inggris? Belum tentu.