Sempat diwarnai kontroversi dan diragukan bakal bisa melangkah jauh, Timnas Spanyol kini sudah ada di perempat final Euro 2020.
Malam nanti, Spanyol, sang juara Piala Eropa 2008 dan 2012 ini akan menghadapi Swiss di St.Petersburg, Rusia, Jumat (2/7).
Di atas kertas ataupun di ruang obrolan podcast, Spanyol lebih diunggulkan bisa menang. Namun, kertas dan podcast itu sebelumnya keliru ketika menganggap Prancis akan bisa dengan mudah melumat Swiss di babak 16 besar.
Bila tidak ingin bernasib seperti Prancis--kalah dari Swiss meski diunggulkan menang--Pelatih Spanyol, Luis Enrique Martinez, perlu bertanya banyak hal kepada Luis Milla Aspas.
Sebab, Luis Milla (55 tahun) yang pernah melatih Timnas Indonesia pada 2017-2018 itu tahu 'jurus' untuk mengalahkan Swiss. Dia sudah pernah melakukannya.
Luis Milla tahu caranya mengalahkan Swiss
Memangnya, ada apa dengan Luis Milla dan Timnas Swiss?
Ceritanya panjang. Sudah berlalu 10 tahun silam. Tapi, Enrique (51 tahun) bisa meminta wejangan dari Milla perihal bagaimana cara mengalahkan Swiss di babak perempat final nanti.
Pasalnya, Milla yang kini dirumorkan bakal melatih Timnas Malaysia, tahu caranya mengalahkan Swiss.
Itu terjadi saat Luis Milla menjadi pelatih Tim Spanyol U-21 yang tampil di Piala Eropa Under-21 di Denmark pada tahun 2011 silam.
Kala itu, Spanyol muda asuhannya Milla tampil oke. Mereka lantas bertemu Swiss di laga final. Hasilnya, anak-anak muda La Furia Roja menjadi juara usai menang 2-0. Dua gol Spanyol kala itu dicetak Ander Herrera dan Thiago Alcantara.
Lalu, apa korelasinya antara Luis Milla dan laga yang sudah berlalu 10 tahun silam dengan perempat final Euro 2020 nanti malam?
Meski sudah berlalu sedekade, tapi korelasi Swiss-Milla itu masih nyambung. Masih relate, kata anak sekarang.
Sebab, skuad Swiss di Piala Eropa 2020 ini dibangun dari tim Swiss di Piala Eropa Under-21 2011 tersebut. Pemain-pemain pilar tim Swiss merupakan 'jebolan' tim U-21 Swiss yang tampil sebagai finalis di Piala Eropa di Denmark tersebut.
Ada lima pemain pilar di Tim Swiss yang main di Euro 2020 yang merupakan alumni dari turnamen Euro U-21 2011 tersebut.
Mereka yakni kapten tim, Granit Xhaka, playmaker Xherdan Shaqiri, kiper Yann Sommer, gelandang Admir Mehmedi, dan striker Mario Gavranovic yang mencetak gol ketiga Swiss ke gawang Prancis di menit ke-90.
Dari fakta itu, kita jadi tahu, Xhaka dan kawan-kawannya telah bermain bersama sejak mereka berusia belum genap 20 tahun. Kini, rata-rata usia mereka 28 tahun dan 29 tahun. Hanya Gavranovic yang sudah berusia 31 tahun.
Tidak mengherankan, chemistry di antara mereka sudah terbangun. Mereka saling memahami satu sama lain. Paham kelebihan dan kekurangan temannya di lapangan sehingga saling mengisi.
Dengan fakta seperti itu, pendapat Luis Milla tentang lima pemain pilar Swiss tersebut, bisa menjadi referensi yang penting bagi Luis Enrique. Milla bisa memberikan masukan berharga.
Langkah Spanyol di Euro 2020 sempat diwarnai kontroversi
Nah, bila di Swiss, beberapa alumni Euro U-21 2011 masih bermain bersama hingga kini, di tim Spanyol hanya sedikit pemain yang masih dipercaya membela Spanyol. Yakni kiper David de Gea dan gelandang Thiago Alcantara.
Spanyol di era kepelatihan Luis Enrique memang menampilkan banyak wajah baru. Keputusan itu sempat menuai kontroversi.
Ya, kiprah Spanyol di Euro 2020 memang sempat diwarnai kontroversi. Spanyol jadi sorotan ketika pelatih Luis Enrique memilih tidak membawa pemain-pemain dari Real Madrid.
Sebagai mantan pemain dan juga pelatih Barcelona (meski juga pernah bermain di Real Madrid), Enrique dituding membawa sentimen klub ke level Timnas. Meski, dia lantas memberikan penjelasan.
Bahwa tidak dibawanya pemain Madrid, seperti Sergio Ramos, Marco Asensiso, Isco, Lucas Vazquez, Dani Carvajal, hingga Nacho, murni karena kondisi mereka tidak siap tampil di Euro 2020 pascapulih dari cedera.
Beberapa tidak dibawa karena dinilai tidak tampil bagus di musim 2020/21 lalu seperti Isco maupun Asensio.
Enrique lebih memilih pemain-pemain muda minim pengalaman di level internasional. Sebut saja Eric Garcia (20 tahun), Ferran Torres (21 tahun), Mikel ryzabal (24 tahun) hingga Pedri (18 tahun).
Tanpa Ramos dan kawan-kawannya itu, banyak orang meragukan Spanyol bakal bisa melangkah jauh di Euro 2020. Malah, ada yang memprediksi Spanyol tidak lolos dari fase grup.
Prediksi itu seolah akan menemukan pembenaran setelah Spanyol hanya mendapat 2 poin di dua laga. Spanyol hanya bermain 0-0 melawan Swedia. Lantas bermain 1-1 dengan Polandia di laga kedua.
Dengan hanya meraih 2 poin, Spanyol sempat di ambang jurang. Mereka bisa tersingkir cepat. Mereka harus menang di laga terakhir melawan Slovakia. Sementara Slovakia (3 poin) hanya butuh hasil imbang.
Yang terjadi kemudian, Spanyol menjelma menjadi Hulk, tokoh superhero rekaan Marvel. Mereka berubah menjadi kuat ketika dalam situasi terdesak. Spanyol menang 5-0.
Spanyol kembali mencetak 5 gol kala melawan Kroasia di babak 16 besar. Kali ini, 2 gol dicetak di masa perpanjangan waktu. Spanyol menjadi tim pertama dalam sejarah Euro yang mencetak 5 gol beruntun di dua pertandingan.
Menghadapi Swiss, Luis Enrique tentu ingin anak asuhnya kembali tampil meledak. Mungkin akan sulit menang lima gol karena pertemuan mereka dengan Swiss hampir selalu ketat.
Seperti tahun 2020 lalu, Spanyol dan Swiss berada satu grup di UEFA Nations League. Hasilnya, Spanyol menang 1-0 kala menjadi tuan rumah dan bermain 1-1 di Swiss.
Tapi, berapapun golnya, yang penting menang. Enrique tentu tidak ingin tim Spanyol yang dilatihnya di Euro 2020 bakal dikenang karena kontroversinya. Tapi, ia ingin Spanyol asuhannya diingat karena prestasinya.
Ibarat seorang artis, Enrique ingin anak asuhnya dikenang karena sebuah karya hebat. Bukan karena menjual sensasi dan panjat sosial demi berita viral dan popularitas.
Bila begitu, Enrique butuh nasihat dari Luis Milla. Kalaupun tidak bisa ngopi berdua karena Milla mungkin tidak hadir langsung di Rusia, mereka bisa ngobrol lewat Zoom meeting.
Enrique juga butuh mendengarkan pendapat dari Thiago Alcantara dan David de Gea sebagai dua pemain tersisa yang bermain di Piala Eropa U-21 2011 silam. Meski, De Gea kini dicadangkan Enrique demi memberi tempat untuk kiper muda, Unai Simon (23 tahun).
Andai Spanyol bisa lolos ke semifinal, saya membayangkan ada peran Luis Milla dalam kemenangan mereka atas Swiss. Bahwa, dia memang memberikan masukan kepada Enrique.
Namun, bila Spanyol ternyata menyusul Prancis alias sama-sama dikalahkan Swiss di babak gugur, mungkin Enrique gagal menyerap petuah dari Milla itu. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI