Memang, selama itu, Swiss tidak selalu meraih hasil bagus di turnamen yang diikuti. Di Euro 2016 lalu, mereka terhenti di babak 16 besar. Swiss kalah adu penalti dari Polandia usia bermain 1-1.
Meski, Swiss sejatinya tidak pernah kalah. Mereka mengalahkan Albania 1-0, bermain 1-1 Â dengan Rumania dan menahan Prancis 0-0 di fase grup.
Tapi kini, kita bisa menyebut, di Euro 2020 inilah, Swiss akan memanen apa yang mereka tanam sejak lama?
Ya, setelah mengalahkan Prancis yang merupakan kemenangan pertama mereka di babak knock out Euro, Swiss kini memiliki motivasi berlipat-lipat.
Shaqiri dan kawan-kawannya kini berada dalam usia yang di sepak bola dianggap 'usia emas'. Xhaka kini berusia 28 tahun, Ricardo Rodriguez 28 tahun, Seferovic 29 tahun, Remo Freuler 29 tahun, begitu juga Shaqiri 29.
Bboleh jadi ini akan menjadi Euro terakhir bagi beberapa pemain Swiss. Yann Sommer kini berusia 32 tahun, Gavranovic 31 tahun, dan Admir Mehmedi 30 tahun.
Filosofi di sepak bola "now or never" bakal berlaku bagi Shaqiri dan kawan-kawanya. Sekarang (mencoba mengejar juara) atau tidak pernah sama sekali.
Bertemu Spanyol di perempat final
Menariknya, Swiss akan bertemu Spanyol di perempat final, Jumat (2/7) besok. Nostalgia laga final Piala Eropa U-21 2011 silam pun kembali menggema. Meski, situasinya sudah berbeda.
Bila di Swiss, alumni Euro U-21 2011 masih bermain bersama hingga kini, di tim Spanyol hanya sedikit yang tersisa. Yakni kiper David de Gea dan gelandang Thiago Alcantara.
Spanyol di era kepelatihan Luis Enrique memang menampilkan banyak wajah baru. Di Euro 2020, Enrique bahkan tidak membawa pemain dari Real Madrid.