Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rahasia Sukses Swiss, Sudah 'Menanam' Sejak Euro U-21 2011

1 Juli 2021   08:57 Diperbarui: 1 Juli 2021   23:21 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, Swiss memberi tahu kita, bahwa sepak bola tidak selesai di atas kertas ataupun di ranah obrolan prediksi. Kejutan itu masih ada. Swiss yang dianggap batu loncatan bagi Prancis, ternyata bisa memutarbalikkan semua prediksi.

Swiss sudah menanam tim sejak tahun 2011

Apakah Swiss hanya beruntung bisa mengalahkan Prancis?

Mungkin iya. Sebab, mereka menang adu penalti yang seringkali disebut sebagai adu peruntungan. Lotere.

Namun, bagaimana menjelaskan ketika Swiss mampu mencetak dua gol di dalam 15 menit terakhir untuk menyamakan ketertinggalan 1-3. Saya rasa itu bukan hanya keberuntungan.

Pendek kata, keberhasilan Swiss lolos ke perempat final bukan hanya karena keberuntungan. Bukan keajaiban. Tapi, mereka memang sudah menanam mimpi untuk sukses itu sejak lama.

Sebagai informasi, pemain-pemain pilar tim Swiss yang tampil di Euro 2020 merupakan 'jebolan' tim U-21 Swiss yang tampil sebagai finalis di Euro Under-21 pada 10 tahun silam.

Ada banyak pemain inti di Tim Swiss yang main di Euro 2020 yang merupakan alumni alias tampil di turnamen Euro U-21 2011 di tersebut.

Di antaranya kapten tim, Granit Xhaka, playmaker Xherdan Shaqiri, kiper Yann Sommer, Admir Mehmedi, dan Mario Gavranovic yang mencetak gol ketiga Swiss ke gawang Prancis.

Ya, Swiss telah menyiapkan tim ini sejak 10 tahun lalu. Xhaka dan kawan-kawan telah bermain bersama sejak mereka berusia belum genap 20 tahun. Kini, rata-rata usia mereka 28 tahun dan 29 tahun.

Tidak mengherankan, chemistry di antara mereka sudah terbangun. Mereka saling memahami satu sama lain. Paham kelebihan dan kekurangan temannya di lapangan sehingga saling mengisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun