Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Resolusi Sehat Saat Ramadan dan Kita yang "Malu-malu tapi Mau Gorengan"

9 April 2021   17:07 Diperbarui: 9 April 2021   22:07 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bakwan jagung (Gekko Gallery/shutterstock via kompas.com)

Terkait gorengan dan makanan pedas ini, saya dan mungkin juga sampean (Anda) kerapkali malu-malu tapi mau. Maksudnya, kita tahu bahwa terlalu sering makan gorengan itu tidak bagus bagi kesehatan.

Namun, ketika kita pelihat penjual gorengan di pinggir jalan dan tergoda oleh tampilan gorengannya, tanpa berpikir panjang langsung beli. Atau, ketika disodorkan gorengan di tempat kerja, kita tidak ragu memakannya.

Selama Ramadan, gorengan menjadi 'primadona' bagi kebanyakan orang. Susah untuk menghindari godaan gorengan (Foto: cookpad.com)
Selama Ramadan, gorengan menjadi 'primadona' bagi kebanyakan orang. Susah untuk menghindari godaan gorengan (Foto: cookpad.com)
Saya pun terkadang begitu. Entah sudah berapa kali berujar, "mulai besok setop beli gorengan". Memang sempat bisa menjalani, tapi nggak lama, paling beberapa minggu saja.

Lantas, kembali tergoda mencicipi ke gorengan, apalagi gorengan yang namanya ote-ote (bakwan/bala-bala). Duh, itu susah untuk ditolak.

Belum lagi bila malam harinya, tergoda nasi dan mie goreng, atau juga nasi sambelan yang lauknya juga digoreng.

Sebenarnya, saya paham, paduan gorengan dan sambal, juga es (kalau yang ini sudah lama nggak doyan) itu bisa jadi sumber penyakit apalagi bila dikonsumsi kontinyu.

Ancaman radang tenggorokan bisa datang kapan saja. Belum lagi bila kena penyakit lain seperti sakit perut hingga typus karena kebanyakan mengonsumsi sambal, telat makan, kurang minum air putih, atau juga kurang istirahat.

Mengubah Kebiasaan Makan Jelang Ramadan

Namun, beberapa minggu menjelang datangnya Ramadan, saya benar-benar bertekad untuk menjauhi gorengan dan kawan-kawannya itu.
Apalagi gorengan yang dibeli di pinggir jalan yang minyaknya sampai menghitam itu.

Kalaupun masih mengonsumsi gorengan, palingan yang digoreng istri di rumah. Utamanya untuk lauk makan semisal tempe atau ayam. Toh itu untuk pelengkap makan sayur. Toh, itu nggak setiap hari.

Pendek kata, saya ingin menyapa Ramadan dalam kondisi sehat bugar. Saya berharap bisa menikmati Ramadan tahun ini. Bisa berpuasa dan menunaikan ibadah lainnya di bulan mulia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun