Pekan ini, pebulu tangkis-pebulu tangkis top Indonesia akan tampil di turnamen All England Open 2021.
Turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini (pertama kali digelar tahun 1899) akan dimainkan di Kota Birmingham, Inggris. Mulai Rabu (17/3) hingga Minggu (21/3).
Indonesia melalui PP PBSI mengirimkan tujuh wakilnya ke turnamen BWS Super 1000 ini. Mereka yakni dua pemain tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Satu pasangan ganda putri, Greysia Polii/Apriani Rahayu.
Lalu, tiga pasangan ganda putra, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Serta, satu pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Seharusnya, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung juga ikut tampil. Namun, dia batal berangkat ke Inggris dikarenakan mengelami cedera paha. Sehingga, Indonesia tidak akan memiliki wakil di sektor tunggal putri.
Gregoria Mariska yang tahun lalu terhenti di putaran dua dari unggulan 1, Tai Tzu-ying, tidak sendirian absen. Beberapa pemain tunggal putri (WS) top dunia sudah lebih dulu menyatakan tidak tampil di All England.
Favorit juara asal Spanyol yang menjadi unggulan 1, Carolina Marin juga mundur karena cedera. Sebelumnya, WS ranking 1 dunia, Tai Tzu-ying juga menyatakan tidak ikut karena pertimbangan situasi pandemi Covid-19. Belum lagi WS elit asal Tiongkok seperti Chen Yu Fei yang juga absen.
Motivasi dari Ketua Umum Baru
Kembali ke kabar tim Indonesia yang akan tampil All England, mereka sudah sampai di Inggris pada Sabtu siang setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam. Dari Jakarta, Ginting dan kawan-kawan sempat transit di Istanbul, Turki.
Nah, yang menarik, kali ini ada yang berbeda di Pelatnas PBSI Cipayung sebelum pemain-pemainnya tampil di All England. Pada Jumat (12/3) sore, Ketua Umum PP PBSI yang baru, Agung Firman Sampurna, melepas keberangkatan Tim Garuda ke Birmingham.
Ini merupakan tradisi baru yang diciptakan Agung di era jabatannya memimpin PP PBSI. Sebelumnya jarang begitu. Sebelum turnamen ada seremoni pelepasan atlet. Palingan ketika ada pemain yang sukses merebut gelar, pulangnya akan disambut.
Dalam wawancara dengan Badminton Indonesia, Agung mengatakan bahwa pelepasan tim bulu tangkis ke All England ini adalah tradisi baru yang ia coba ciptakan untuk memberi suntikan semangat kepada atlet-atlet yang akan bertanding.
Agung menganggap All England merupakan kejuaraan yang prestisius. Karenanya, PBSI menurunkan pemain-pemain terbaik yang dimiliki.
Dia juga memahami, tidak mudah bagi atlet untuk mempersiapkan diri dan bertanding di masa pandemi. Namun, dia juga mengingatkan bahwa pandemi bukan alasan untuk tidak menampilkan permainan terbaik. Dia memotivasi para atlet mengusung semangat "Bertanding Untuk Menang".
"Namun, tadi sudah ditekankan bahwa ini bukan alasan bagi teman-teman yang akan dikirim ke sana untuk tidak menunjukkan performa terbaik. Sebab, mereka tidak hanya berlaga di level internasional tapi di pundak mereka ada nama bangsa ini yang dibawa dan dipertaruhkan," ujar Agung.
Tradisi baru pelepasan atlet sebelum tampil di All England itu mendapat respons bagus dari para atlet. Mereka senang, disela kesibukannya, pak Ketua Umum PP PBSI hadir langsung untuk melepas mereka.
"Semoga dengan kehadiran dan suntikan semangat dari Pak Agung, bisa menjadi motivasi lebih buat kami sebagai pemain yang akan berlaga di All England," ujar Ginting.
"Kami senang Pak Agung hadir. Semoga bisa menjadi motivasi untuk kami memberikan yang terbaik bagi Indonesia," sambung Marcus Gideon, yang diamini Kevin Sanjaya.Â
Tampil di kompetisi elit yang persaingannya ketat seperti All England, pemain memang membutuhkan motivasi ekstra. Apalagi di masa pandemi.
Merujuk pengalaman tampil di Thailand Open pada Januari lalu, pemain harus melakoni serangkaian protokol kesehatan ketat, baik selama di hotel, saat berlatih, hingga saat bertanding. Mereka juga melakoni beberapa kali tes swab.
Nah, dengan adanya perhatian dari PP PBSI, mereka tentu merasa mendapat perhatian lebih. Diharapkan, perhatian tersebut memotivasi mereka untuk "meledak" di lapangan.
Indonesia Berpeluang Meraih Gelar
Lalu, bagaimana peluang tujuh wakil Indonesia di All England tahun ini?
Merujuk situasi yang terjadi, pemain-pemain Indonesia berpeluang untuk melanjutkan tradisi meraih gelar di All England tahun ini. Sejak 2016, pemain Indonesia selalu juara di sana. Situasi itu salah satunya tidak tampilnya beberapa pemain top.
Di tunggal putra, Ginting dan Jonatan seharusnya bisa meraih hasil lebih bagus dibandingkan All England tahun 2020 lalu. Tahun lalu, keduanya tersingkir di putaran pertama. Padahal, keduanya masuk daftar unggulan.
Kali ini, Ginting menjadi unggulan 4 dan Jonatan jadi unggulan 5. Keduanya akan bersaing dengan tiga unggulan utama, Kento Momota, Viktor Axelsen, dan Anders Antonsen.
Merujuk pada rute jadwal All England di tunggal putra, Ginting yang ada di pool atas, bisa bertemu Momota di babak semifinal. Ini skenario yang ditunggu banyak pecinta bulu tangkis merujuk rivalitas mereka di masa lalu.
Sementara Jonatan yang ada di pool bawah, bisa bertemu Axelsen di babak perempat final. Ini akan menjadi kesempatan revans bagi Jonatan usai kekalahan di Thailand Open lalu.
Merujuk pada jadwal itu, memang, tidak mudah untuk juara. Tapi, setidaknya, mereka diharapkan bisa tampil lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab, bila Ginting dan Jonatan tampil dalam form terbaiknya, mereka bisa melangkah jauh.
Pecinta bulu tangkis Indonesia tentu merindukan melihat tunggal putra (MS) bisa juara di All England. Sebab, sudah sangat lama, MS Indonesia tidak juara di sana.
Kali terakhir MS Indonesia yang mampu juara All England adalah Hariyanto Arbi. Pemain si "Smash 1000 Watt" ini juara di tahun 1994. Bahkan, Hari juara beruntun 1993 dan 1994.
Harapan untuk juara juga ada di ganda putri. Greysia/Apriani yang tahun lalu juga out di putaran pertama, diharapkan bisa meraih hasil lebih oke di tahun ini.
Kali ini, persaingan di ganda putri (WD) tidak akan seketat sebelumnya. Sebab, tidak ada ganda putri Tiongkok dan Korea yang selama ini menjadi pemain elit di WD.
Seharusnya, itu peluang bagus bagi Greysia/Apriani. Meski, masih ada dua ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang menjadi unggulan 1-2. Keduanya akan menjadi lawan utama Greysia/Apriani.
Yang jelas, Greysia/Apri yang sudah panas karena Januari lalu tampil di Thailand Open. Sementara dua ganda Jepang itu sudah setahun lebih tidak tampil di turnamen resmi.
Di sektor ganda putri, Indonesia tak pernah lagi juara di All England sejak era Verawaty Fadjrin/Imelda Wiguna yang juara pada tahun 1979 silam.
Marcus/Kevin tampil perdana usai setahun absen bertanding
Sementara di ganda putra, kerinduan para badminton lovers kepada Marcus/Kevin akan terobati. Setelah setahun absen, Marcus/Kevin akan kembali tampil.
Setelah tahun lalu kalah di final, Marcus/Kevin yang pernah dua kali juara All England (2017 & 2018), tentu ingin juara di tahun ini.Â
Pesaing utama adalah juara bertahan asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Tahun lalu, mereka mengalahkan Marcus/Kevin lewat rubber game. Karena berada di pool berbeda, keduanya kembali bisa bertemu di final tahun ini.
Namun, jangan lupakan Hendra/Ahsan yang merupakan juara All England 2019. Namun, jadwal memungkinkan mereka terlibat "perang saudara" melawan Fajar/Rian di perempat final.
Bagaimana dengan ganda campuran?
Pasangan Indonesia, Praveen/Melati berpeluang besar untuk mempertahankan gelarnya. Mereka jadi unggulan 1. Andai tampil dalam form terbaiknya, Praveen/Melati bisa kembali juara.
Sebab, rival utama mereka tidak terlalu banyak di All England kali ini. Tidak ada dua pasangan top Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu/Huang Dongping.
Pasangan top Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang tampil ganas di tiga turnamen di Thailand pada Januari lalu, juga tidak ikut tampil.
Pesaing berat Praveen/Melati adalah pasanngan Jepang juara All England 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang menjadi unggulan 2 dan pasangan senior Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (unggulan 3).
Namun, jangan melupakan ganda campuran Korea yang mulai melejit. Seperti ganda Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith dan ganda Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue.
Selamat menunggu dimulainya All England Open 2021. Semoga pemain-pemain Indonesia bisa meraih hasil terbaik (juara). Meski, di tengah situasi pandemi yang masih mengkhawatirkan di Eropa, keselamatan juga menjadi prioritas utama. Salam bulu tangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H