Lalu, bagaimana peluang tujuh wakil Indonesia di All England tahun ini?
Merujuk situasi yang terjadi, pemain-pemain Indonesia berpeluang untuk melanjutkan tradisi meraih gelar di All England tahun ini. Sejak 2016, pemain Indonesia selalu juara di sana. Situasi itu salah satunya tidak tampilnya beberapa pemain top.
Di tunggal putra, Ginting dan Jonatan seharusnya bisa meraih hasil lebih bagus dibandingkan All England tahun 2020 lalu. Tahun lalu, keduanya tersingkir di putaran pertama. Padahal, keduanya masuk daftar unggulan.
Kali ini, Ginting menjadi unggulan 4 dan Jonatan jadi unggulan 5. Keduanya akan bersaing dengan tiga unggulan utama, Kento Momota, Viktor Axelsen, dan Anders Antonsen.
Merujuk pada rute jadwal All England di tunggal putra, Ginting yang ada di pool atas, bisa bertemu Momota di babak semifinal. Ini skenario yang ditunggu banyak pecinta bulu tangkis merujuk rivalitas mereka di masa lalu.
Sementara Jonatan yang ada di pool bawah, bisa bertemu Axelsen di babak perempat final. Ini akan menjadi kesempatan revans bagi Jonatan usai kekalahan di Thailand Open lalu.
Merujuk pada jadwal itu, memang, tidak mudah untuk juara. Tapi, setidaknya, mereka diharapkan bisa tampil lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab, bila Ginting dan Jonatan tampil dalam form terbaiknya, mereka bisa melangkah jauh.
Pecinta bulu tangkis Indonesia tentu merindukan melihat tunggal putra (MS) bisa juara di All England. Sebab, sudah sangat lama, MS Indonesia tidak juara di sana.
Kali terakhir MS Indonesia yang mampu juara All England adalah Hariyanto Arbi. Pemain si "Smash 1000 Watt" ini juara di tahun 1994. Bahkan, Hari juara beruntun 1993 dan 1994.
Harapan untuk juara juga ada di ganda putri. Greysia/Apriani yang tahun lalu juga out di putaran pertama, diharapkan bisa meraih hasil lebih oke di tahun ini.
Kali ini, persaingan di ganda putri (WD) tidak akan seketat sebelumnya. Sebab, tidak ada ganda putri Tiongkok dan Korea yang selama ini menjadi pemain elit di WD.