Seharusnya, itu peluang bagus bagi Greysia/Apriani. Meski, masih ada dua ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang menjadi unggulan 1-2. Keduanya akan menjadi lawan utama Greysia/Apriani.
Yang jelas, Greysia/Apri yang sudah panas karena Januari lalu tampil di Thailand Open. Sementara dua ganda Jepang itu sudah setahun lebih tidak tampil di turnamen resmi.
Di sektor ganda putri, Indonesia tak pernah lagi juara di All England sejak era Verawaty Fadjrin/Imelda Wiguna yang juara pada tahun 1979 silam.
Marcus/Kevin tampil perdana usai setahun absen bertanding
Sementara di ganda putra, kerinduan para badminton lovers kepada Marcus/Kevin akan terobati. Setelah setahun absen, Marcus/Kevin akan kembali tampil.
Setelah tahun lalu kalah di final, Marcus/Kevin yang pernah dua kali juara All England (2017 & 2018), tentu ingin juara di tahun ini.Â
Pesaing utama adalah juara bertahan asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Tahun lalu, mereka mengalahkan Marcus/Kevin lewat rubber game. Karena berada di pool berbeda, keduanya kembali bisa bertemu di final tahun ini.
Namun, jangan lupakan Hendra/Ahsan yang merupakan juara All England 2019. Namun, jadwal memungkinkan mereka terlibat "perang saudara" melawan Fajar/Rian di perempat final.
Bagaimana dengan ganda campuran?
Pasangan Indonesia, Praveen/Melati berpeluang besar untuk mempertahankan gelarnya. Mereka jadi unggulan 1. Andai tampil dalam form terbaiknya, Praveen/Melati bisa kembali juara.
Sebab, rival utama mereka tidak terlalu banyak di All England kali ini. Tidak ada dua pasangan top Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu/Huang Dongping.