Tulisan review akan kurang 'nendang' rasanya bila hanya bercerita tentang siapa tim yang menang, siapa yang mencetak gol, dan setelahnya akan seperti apa. Tidak ada ulasan tentang menit demi menit yang terjadi selama pertandingan.
Di Kompasiana, beberapa penulis yang menurut saya ulasan reviewnya detail dan keren ada Mas Arnold Adoe, Pak Hendro Santoso, Mas Deddy Husein Santoso. Juga Mas Gilang Dejan, Mas Muhammad Irfan Prasetyo, Mas David Abdullah, Mas Muksal Mina, dan Mas Yose Rivela.Â
Dulu, ada Mas Yos Mo, Mas Charles Emanuel, Mas Herry Sofyan, dan Mas Achmad Suwefi yang tulisan-tulisan olahraga juga detail, dan memotret angle tidak biasa.
Dulu, ketika jadi jurnalis olahraga, bos di kantor yang juga senang menulis bola, pernah berujar bila wartawan olahraga yang tidak suka menonton langsung pertandingan, berarti kurang mencintai olahraga.
Bahkan, dia berujar, wartawan olahraga itu tidak hanya perlu menonton langsung, tapi juga seharusnya pernah memainkannya. Semisal sepak bola, dia pernah merasakan bagaimana rasanya berpeluh keringat di lapangan. Sehingga, dia bisa paham cara main, paham offside, dan bisa merasakan empati ketika pemain menghadapi situasi sulit di lapangan.
Memang, meski ada banyak tautan berita luar negeri yang me-review pertandingan yang bisa dijadikan sumber tulisan, tetapi rasanya akan berbeda bila bisa melihat sendiri secara langsung (meski melalui layar kaca televisi).
Dengan menonton langsung, bisa tahu detail apa yang terjadi menit demi menit. Sebab, tulisan di sumber berita itu pastinya tidak akan memotret banyak detail yang bisa dipilih untuk jadi bahan tulisan.
Menyiasati menulis review tanpa begadang
Dalam konteks peliputan olahraga, begadang itu mirip dengan ketika wartawan datang langsung ke stadion untuk meliput pertandingan. Apakah itu sepak bola, bola voli, basket atau tenis.
Dengan datang ke stadion dan menyaksikan langsung jalannya pertandingan, maka tulisan yang disajikan jelas akan "lebih hidup". Sebab, mereka akan tahu detail kejadian, bisa mewawancarai pelatih dan pemain seusai pertandingan. Plus, tahu bagaimana situasi di lapangan.
Lalu, bila sudah tidak kuat begadang, apakah tidak bisa menulis ulasan review sepak bola?