Saya lantas ikut berdiskusi di kolom komentar dengan menyebut bahwa untuk poin 2-3 sudah tidak bisa diusik. Namanya juga selera. Namun, bagaimana untuk poin 1, apakah memang menulis ulasan bola harus begadang?
Mari kita bahas sambil ngopi dan menikmati pisang goreng, eh.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kiranya penting untuk mengetahui bahwa tulisan tentang sepak bola itu ada banyak 'genre nya'. Ada preview ulasan pengantar pertandingan yang menyoroti kondisi terkini tim yang akan tampil yang dibumbui pernyataan pelatih atau pemain.
Ada juga tulisan sosok yang berisi profil pelatih dan pemain tentang kisah mereka sebagai 'manusia biasa'. Termasuk ulasan tentang sejarah klub.
Serta ulasan review yang identik dengan analisis jalannya pertandingan. Semisal mengisahkan bagaimana cerita sebuah tim bisa memenangi laga final, bagaimana strategi pelatih, menit demi menit yang menentukan, dan statistik pertandingan.
Nah, dari tiga jenis tulisan olahraga tersebut, untuk menulis jenis yang terakhir memang perlu begadang. Akan jauh lebih bagus hasil tulisannya bila menonton pertandingannya, termasuk begadang bila pertandingan memang digelar dini hari.
Tentunya begadang yang tidak asal begadang. Sebab, menonton tayangan sepak bola langsung antara mereka yang sekadar nonton dengan mereka yang akan menjadikannya sebagai bahan tulisan, itu jelas berbeda.
Mereka yang sekadar menonton, ya sekadar mengikuti jalannya pertandingan. Selesai ya selesai. Umumnya hanya mengingat gol yang terjadi. Sementara mereka yang menonton sebagai bahan tulisan, sudah langsung 'bekerja' sejak awal pertandingan.
Maksudnya 'bekerja' ini, semisal menengok siapa saja 11 pemain yang dimainkan, bagaimana skema main yang dipakai, ekspresi pelatih dan pemain di bangku cadangan selama laga berlangsung, termasuk mencatat detail kejadian penting dalam pertandingan tersebut.
Seperti skema serangan yang akhirnya berujung gol, peluang terbaik yang gagal, insiden yang menyebabkan penalti, gegeran antar pemain, dan lain sebagainya.
Karena kita niatnya ingin menganalisis hasil pertandingan, itu semua menjadi "bumbu penting" yang bisa dipakai sebagai bahan menulis. Tanpa itu, tulisan review akan hambar. Seperti olahan sayuran yang kurang bumbu.