Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Anak Muda, Belajarlah Mengambil Peluang "Naik Kelas" dari Timo Werner

10 Juni 2020   13:19 Diperbarui: 10 Juni 2020   13:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timo Werner (24 tahun) mengambil kesempatan besar yang datang dalam kariernya. Dia sepakat bergabung dengan klub Inggris, Chelsea. Dia menantang dirinya untuk bermain di klub yang lebih besar. Tentu saja, Werner akan jadi sorotan/Foto: www.chinadailyasia.com/

Postur Werner juga tinggi, 180 meter. Melihat caranya bermain, tidak sulit menyebut Werner adalah penerus tipikal penyerang lawas Jerman seperti Oliver Bierhoff, Miroslav Klose ataupun Mario Gomez.  

Tapi, layak atau tidaknya Werner bermain di Chelsea, tidak bisa hanya dinilai dengan masa lalu di klub lamanya. Kelayakannya berkostum The Blues, baru bisa dilihat dari bagaimana penampilannya di musim 2020/21 mendatang.

Bila dia nanti bisa cepat beradaptasi dengan Liga Inggris dan juga rekan-rekannya, apalagi bisa membuat gol cepat, dia berarti memang pantas 'naik kelas' bermain di klub top.    

Beri kesempatan anak muda membuktikan sebelum memberi penilaian

Ya, selayaknya anak muda yang mendapatkan jabatan tinggi di pekerjaan, tidak seharusnya dia dihakimi ketika belum menjalankan tugasnya.

Beri dia kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Beri dia waktu membuktikan diri. Baru beri dia peilaian. Jangan belum apa-apa sudah divonis tidak bisa.

Timo Werner pun begitu. Jangan, belum main, tapi dianggap akan gagal. Apalagi bila membandingkan dengan penyerang legendaris Chelsea seperti Jimmy Floyd Hasselbaink maupun Didier Drogba.

Bilapun membandingkan Werner dan Drogba, yang tepat tentunya bukan ketika Drogba sudah menjadi legend. Tetapi ketika bagaimana dia pertama kali tampil di Liga Inggris.

Bukankah ketika pertama kali datang ke Chelsea pada musim 2004/05 dari klub Prancis, Olympique Marseille, Drogba juga sempat diragukan. Kala itu, Jose Mourinho yang baru melatih di Liga Inggris, lebih memilih Drogba. Meski, Mourinho konon ditawari Ronaldinho--yang kala itu jadi superstar--oleh juragan Chelsea, Roman Abramovich.

Terhadap pilihannya memilih Didier Drogba ketimbang Ronaldinho, Mourinho lantas menyampaikan komentar keren yang terkenal hingga sekarang. "Jangan menilai dia (Drogba) sekarang. Tapi, nilailah dia ketika kelak pensiun di tim ini".

Kita tahu, ucapan Mourinho itu terbukti. Drogba lantas menjadi legenda Chelsea. Dia membawa Chelsea tiga kali juara Liga Inggris. Dan yang paling fenomenal, dia menjadi pahlawan Chelsea saat menjadi juara Liga Champions 2012 silam.

Ya, bila ada anak muda yang mendapatkan kesempatan naik kelas dalam kariernya, semisal dipromosikan naik jabatan di pekerjaannya, tidak seharusnya langsung dinyinyirin. Apalagi langsung memvonis dia tidak akan bisa bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun