Terlepas akhirnya bergabung di klub mana, Werner jadi contoh nyata pemain muda yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan besar yang datang kepadanya. Pemuda kelahiran Stuttgart, 6 Maret 1996 ini memilih mengambil peluang itu. Dia memilih pergi ke Liga Inggris ketimbang bertahan di Bundesliga Jerman.
Werner mengambil kesempatan 'naik kelas' dalam kariernya
Ya, setelah tujuh tahun bermain di Bundesliga Jerman sejak usia 17 tahun, Werner rupanya sampai pada kesimpulan. Bahwa, sudah waktunya dirinya 'naik kelas' di pekerjaan yang dijalaninya. Dia ingin menantang dirinya sendiri. Tidak terus-menerus berada di 'zona nyaman' Bundesliga.
Memang, RB Leipzig, klub yang diperkuat Timo sejak 2016 lalu, bukan klub kaleng-kaleng. Musim ini, Leipzig tampil di Liga Champions. Leipzig juga ada di papan atas Bundesliga (peringkat tiga).
Tapi, membandingkan Leipzig dengan Chelsea yang pernah juara Liga Champions dan juara Premier League, jelas berbeda. Terlebih, Liga Inggris masih dianggap sebagai yang terbaik.
Toh, selayaknya anak muda yang mendadak promosi jabatan mentereng, pastinya akan muncul pertanyaan. Apakah dia layak menempati jabatan itu? Juga, apakah dia akan sukses?
Pertanyaan yang sama pun juga tertuju pada Werner. Apakah memang dia layak bermain di Chelsea yang punya sejarah memiliki targetman top? Apakah dia akan sukses bermain di Liga Inggris yang dikenal "kejam" terhadap striker?
Bila merujuk pencapaiannya selama tiga musim di Leipzig dengan mencetak 75 gol dalam 123 penampilan, tidak sulit menyebut Werner penyerang haus gol. Musim 2019/20 ini, dia juga sudah mencetak 4 gol dalam 8 penampilan di Liga Champions.
Pun, di level Timnas, sejak mendapat kesempatan membela Timnas senior Jerman mulai 2017 silam, dari 29 penampilan, dia sudah mencetak 11 gol. Dia juga masuk dalam tim Jerman di Piala Dunia 2018, meski tidak mampu mencetak gol.
Toh, dengan semua pengalaman bermain di Bundesliga, Liga Champions, hingga Piala Dunia itu, kita bisa menyebut bahwa Timo Werner memang layak bermain di Chelsea.
Werner adalah generasi baru penyerang nomor 9 di Jerman. Di sepak bola modern, penyerang nomor 9 identik sebagai targetman dan pemain yang kadang terlihat malas bergerak. Tapi, mereka sangat mematikan ketika mendapatkan peluang di kotak penalti.