Sekadar membagikan pengalaman pribadi, sejak awal tahun 2018 silam, ketika memutuskan mundur dari pekerjaan kantoran, saya mulai bekerja lebih banyak di rumah. Menjadi penulis lepas. Kalaupun harus ke luar rumah, paling sehari atau dua hari untuk bertemu rekan kerja ataupun kawan-kawan di kota tetangga.
Bonus bekerja lepas, di pagi hari saya bisa mengantar anak-anak ke sekolah. Sore juga bisa menjemput mereka sekolah. Termasuk bisa mengantar dan melihat mereka bermain futsal di sekolahnya.
Toh, meski begitu, seruan bekerja dari rumah menjadi pengalaman baru bagi saya. Sebab, bila biasanya bekerja dari rumah dengan suasana sepi hanya bersama istri, kini anak-anak juga di rumah.
Jadinya, saya harus pandai mengatur waktu. Kapan waktu bekerja dan kapan waktu bermain bersama mereka. Saya tidak mau bila seharian menulis dan serius di depan laptop sementara mereka terkadang seru-seruan bermain selepas tugas sekolahnya selesai.
![Selama bekerja dari rumah dan anak-anak belajar dari rumah, kami punya waktu untuk bermain bareng sembari berjemur sinar matahari/Foto pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/15/img-20200329-102353-5e96648dd541df03d87bb1f2.jpg?t=o&v=555)
Sembari berjemur di bawah mentari demi memperkuat imunitas tubuh, kami bertiga bermain bola bertiga di halaman rumah. Terkadang bermain 'kucing-kucingan'. Seru dan menyenangkan. Juga bikin badan berkeringat.
Aktivitas itu cukup rutin kami lakukan selama seruan berada di rumah. Seolah itu sudah menjadi agenda wajib. Karenanya, jelang jam 10, mereka lantas mengajak saya bermain.
Malam hari, ketika jelang tidur, karena tidak perlu ke luar kota, saya merasa baterai energi saya masih cukup untuk membacakan dongeng bagi mereka. Berbeda bila seharian harus ke luar kota sehingga mata sulit untuk melek lama.
Bagi saya, mendongeng itu bukan hanya berkisah tentang pengantar tidur. Namun, itu juga kesempatan bagus untuk mengajari mereka menyatakan pendapat. Saya terbiasa mengemas dongeng dengan menyelipkan pertanyaan dan diskusi ringan.
Ah ya, bekerja dari rumah juga menjadi momen bagi para ayah untuk membantu istri memberesi pekerjaan rumah. Selama ini, banyak dari kita yang mungkin tidak paham betapa istri harus 'jungkir balik' memberesi rumah. Terlebih bila tidak memiliki pembantu.
Nah, dengan berada di rumah, setelah jeda bekerja, minimal kita bisa membantu istri. Semisal mencuci baju, menjemur baju, membersihkan kamar mandi, mencuci piring. Â Bahkan, bila sampean (Anda) jago masak, sekarang waktunya berkreasi mencipta masakan untuk keluarga.