Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Ayah "Lebih Keren dari Google" Selama di Rumah Saja

15 April 2020   08:35 Diperbarui: 15 April 2020   13:32 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seruan bekerja dari rumah, menjadi kesempatan bagus bagi para ayah untuk menjadi 'ayah sesungguhnya'. Ayah yang tidak hanya pandai bekerja mencari nafkah. Tapi juga ayah yang dekat dengan anak-anaknya/Foto: lifestyle.okezone.com

Ya, menjadi menarik untuk diulas, apakah selama bekerja di rumah, seorang ayah memang hanya benar-benar bekerja sepanjang hari. Semisal bekerja seperti halnya kebanyakan jam kerja di kantor dari pukul 07.30 atau pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00.

Lalu, karena menganggap jam kerjanya sepanjang hari, meskipun berada di rumah, sang ayah merasa rumahnya adalah kantornya. Sehingga, dia hanya memikirkan urusan pekerjaannya. Dia tidak merasa sedang berada di rumah, bersama anak-anak dan istrinya.

Tentu saja, menyebut urusan bekerja dari rumah bagi seorang ayah, tidak bisa "digebyah uyah". Tidak bisa dianggap sama. Setiap ayah tentu memiliki jenis pekerjaan yang berbeda.

Ada yang jenis pekerjaan kantoran yang memang membutuhkan waktu seharian untuk menyelesaikannya. Semisal seharian 'berduaan' dengan laptop. Belum lagi bila ada keharusan melakukan video call dengan pimpinan di kantor demi menyampaikan progress pekerjaan.

Ada yang jenis pekerjaannya harus berinteraksi dengan banyak orang melalui jalur daring baik berkirim pesan maupun telpon. Semisal mereka yang berjualan online maupun mereka yang menjadi pewawancara lantas menuliskannya.

Ada pula yang wujud kerjanya fleksibel alias tidak terikat oleh waktu maupun ada keharusan pekerjaannya harus selesai di hari itu. Semisal mereka yang bekerja sebagai freelance writer, blogger.

Namun, apapun jenis pekerjaannya, tidak seharusnya seorang ayah yang bekerja dari rumah selama seruan #DiRumahSaja, hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Lha wong sesibuk-sibuknya bekerja di kantor saja ada jam istirahatnya. Apa iya ketika bekerja di rumah, malah tidak ada istirahatnya.

Seharusnya, kesempatan langka bekerja dari rumah seperti sekarang, menjadi waktu yang tepat bagi para ayah untuk "bercermin". Maksudnya, untuk melihat kembali, apakah kita benar-benar sudah bisa menjadi ayah yang sesungguhnya. Ayah yang beneran.

Bagaimana definisi ayah yang beneran itu?

Setiap ayah pastinya punya definisi masing-masing bagaimana menjadi 'ayah yang sesungguhnya' bagi anak-anaknya dan keluarganya. Tapi yang jelas, ayah yang beneran tidak hanya memikirkan pekerjaannya.

Ya, tugas ayah tidak hanya bekerja mencari nafkah di luar rumah ataupun sekarang di rumah. Sementara tugas-tugas di rumah plus mendidik anak, seolah-olah semuanya menjadi kewajiban istri saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun