Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Ayah "Lebih Keren dari Google" Selama di Rumah Saja

15 April 2020   08:35 Diperbarui: 15 April 2020   13:32 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seruan bekerja dari rumah, menjadi kesempatan bagus bagi para ayah untuk menjadi 'ayah sesungguhnya'. Ayah yang tidak hanya pandai bekerja mencari nafkah. Tapi juga ayah yang dekat dengan anak-anaknya/Foto: lifestyle.okezone.com

Malah, perihal mendidik anak ini, tugas ayah sejatinya lebih besar dari ibu. Kok bisa?

Dari referensi terpercaya yang saya baca, bila sampean (Anda) muslim, Al Quran itu merekam jumlah dialog antara ayah dengan anaknya, jauh lebih banyak dibandingkan dialog ibu dengan anaknya. Jumlahnya 14 berbanding 2.

Seperti kisah dialog Nabi Adam ketika mendamaikan perselisihan anaknya, Habil dan Qabil. Juga dialog Nabi Ibrahim dengan putranya, Ismail yang lantas termashyur sebagai momen Idul Adha. Hingga dialog Lukmanul Hakim dengan anaknya.

Dari semua realitas itu, ada isyarat makna. Bahwa, ayah menjadi figur penting dalam mendidik anak. Bahwa, tugas seorang ayah tidak sekadar mencukupi kebutuhan lahir semisal membelikan baju, tas, peralatan sekolah, dan mainan dari hasil kerjanya.

Namun, tugas ayah juga untuk mencukupi kebutuhan batin anak-anaknya. Semisal bermain bersama mereka, mengedukasi mereka cara bergaul, bicara dan bersikap, mendengarkan cerita mereka, hingga membacakan dongeng ketika malam menjelang mereka tertidur.  

Nah, merujuk pada tugas ayah untuk mencukupi kebutuhan batin anak itu, momen bekerja dari rumah seperti sekarang, seharusnya menjadi kesempatan langka bagi para ayah untuk lebih dekat dengan anak-anaknya. Kesempatan yang teramat sayang bila dilewatkan.

Semisal kalaupun sedari pagi harus bekerja dari rumah, toh siang ada waktu istirahat. Di situlah kita bisa membaur mereka yang boleh jadi sejak pagi menunggu ayahnya untuk diajak bermain.

Bukankah tidak berat semisal selama 15 menit atau 30 menit meluangkan waktu untuk bermain kartu atau catur dengan anak-anak. Atau melihat video lucu favorit mereka di channel Youtube.

Terpenting, kita ada waktu tertawa dengan mereka. Walaupun hanya bisa sebentar. Mereka juga merasakan sisi lembut ayahnya. Bukan hanya ayah yang serius bekerja.

Jangan sampai, karena situasi pandemi seperti sekarang, kita malah super sibuk mengejar target hingga stres berada di rumah. Sehingga rumah malah terbawa aura berat. Begitu juga dengan anak-anak. 

Pengalaman pribadi bekerja dari rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun