Bila para orang tua harus memilih antara anak-anaknya bermain gawai atau bermain di luar rumah, rasanya mayoritas orang tua akan lebih senang bila anak-anaknya bermain di luar rumah.
Pasalnya, sudah banyak orang tua yang paham tentang dampak buruk penggunaan gawai (gadget) pada anak-anak. Banyak orang tua yang pernah membaca hasil studi bila gadget berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak.
Bahkan, tidak jarang informasi seperti itu, dibagikan di grup-grup WhatsApp. Sebagai orang tua, saya pun cukup sering menerima broadcast pesan yang mengingatkan tentang bahaya bila anak sudah kecanduan gawai.
Perihal bahaya kecanduan gawai pada anak-anak ini, penulis buku i Brain: Surviving The Technological Alternation of the Modern Mind, dr. Gary Small yang dikutip dari Kumparan, menyampaikan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu banyak dengan teknologi, akan mengurangi interaksi dan mengganggu keterampilan komunikasi.
Bermain di luar rumah banyak manfaatnya bagi anak-anak
Tetapi memang, di era yang serba digital ini, orang tua perlu memahami bahwa rasanya tidak mungkin menghindarkan anak-anak dari gadget. Bilapun kita melarang mereka menggunakan gawai di rumah, bukan tidak mungkin mereka malah 'mabar' (main bareng) dengan kawan-kawannya.
Terpenting bagaimana mengatur penggunaan gawai tersebut. Toh, terlepas sisi buruknya, gadget juga ada manfaatnya. Terpenting bagaimana membuat peraturan dan kesepakatan dengan anak-anak.
Namun, bila harus memilih, saya jauh lebih senang bila melihat anak-anak bermain di luar rumah bersama teman-teman sebayanya ketimbang bermain gawai ataupun menonton televisi.
Entah itu bermain bola, naik sepeda, ataupun sekadar berkejar-kejaran dengan teman-temanya di komplek perumahan.
Ketika kebetulan sore di rumah dan cuaca sedang cerah, saya tidak ragu menyemangati dua anak laki-laki saya yang berusia 8,5 tahun dan hampir 7 tahun, agar bermain di luar rumah. "Kak, dik, itulah sudah ditunggu teman-teman main bola. Ayo siap-siap," ujar saya.