Diawali dengan mengantar anak ke sekolah, akan terbentuk kedekatan dengan anak. Orang tua juga perlu menciptakan kondisi rumah yang nyaman bagi anak dengan sering berkomunikasi dan mau mendengar pendapat anak. Dengan begitu, anak akan lebih betah di rumah dan melakukan tugasnya sebagai pelajar ketimbang di luar rumah.
Tempuh Perjalanan 50 Km Demi Mengantar Anak Sekolah
Alhamdulillah, saya juga ikut berpartisipasi dalam gerakan mengantar dua anak saya di hari pertama sekolah. Anak saya, Gaoqi Dzaka, mengawali ‘status barunya’ sebagai siswa TK B. Sementara adiknya, Gaizan Ahza, baru ‘belajar sekolah’ di Playgroup. Dan ternyata, tidak mudah untuk bisa menemani keduanya ke sekolah. Butuh perjuangan.
Sebagai staf yang bekerja di kantor dan setiap hari harus absen finger print paling lambat pukul 07.30 WIB, maka saya harus pintar mengatur waktu: tetap absen pagi lalu sejenak kembali ke rumah untuk mengantar anak sekolah lantas kembali ke kantor. Tentunya dengan terlebih dulu izin kepada atasan.
Sekadar informasi, kantor tempat saya bekerja ada di Surabaya. Sementara rumah saya di Sidoarjo. Jarak rumah menuju kantor lebih dari 50 kilometer. Normalnya, jarak itu seharusnya bisa ditempuh tidak lebih satu jam. Namun, ketika pagi, ketika hampir separuh penduduk Sidoarjo berangkat ke Surabaya untuk bekerja, maka jarak tempuhnya bisa satu jam lebih 15 menit, bahkan lebih. Maka, demi bisa mengantar anak, saya pun berangkat ke kantor pagi sekali, pukul 05.15 WIB. Sampai di kantor sekira pukul 06.00 WIB. Absen. Lantas kembali pulang. Berkejaran dengan waktu karena harus segera mengantar anak sekolah yang masuk pukul 07.30 WIB.
Namun, perjuangan berangkat ngantor pada pagi buta, menempuh perjalanan Sidoarjo-Surabaya lebih dari 50 kilometer plus sesaknya jalanan oleh kendaraan di hari Senin, seolah lenyap begitu melihat kedua anak saya tiba di sekolahnya.
Dan, dari pengamatan saya, sebagian besar orang tua yang mengantar anak nya di hari pertama sekolah di TK Batik itu adalah para ibu. Hanya ada tiga orang ayah. Salah satunya saya. Dari situ, saya berkesimpulan bahwa memang tidak mudah bagi seorang ayah yang rata-rata berangkat kerja setiap pagi, untuk mengantar anak nya ke sekolah.
Bonus berupa kedekatan dengan anak. Juga, kegembiraan melihat anak memulai fase belajar di “rumah keduanya”. Serta, menggugah rasa memiliki dan tanggung jawab untuk semakin ikut terlibat dalam mendidik anak. Itulah pesan penting dari gerakan mengantar anak di hari pertama sekolah. Semoga kita bisa merawat “pesan penting” dari gerakan mengantar anak di hari pertama sekolah. Salam. (*)
.