Mohon tunggu...
Habi Setiawan
Habi Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Malang

Saya Mahasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

pengaruh perlakuan kolkisin terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis

15 Januari 2025   00:00 Diperbarui: 14 Januari 2025   03:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Permintaan jagung manis (Zea mays saccharata L.) terus meningkat seiring dengan Permintaan jagung manis (Zea mays saccharata L.) terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan perkembangan industri pangan. Namun, produktivitas dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh durasi perendaman benih dalam larutan kolkisin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis varietas Paragon. Penelitian dilakukan pada Februari-Mei 2023 di Malang dengan perlakuan perendaman benih dalam larutan kolkisin (600 ppm) selama 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 jam. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, dan bobot segar tongkol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kolkisin secara signifikan memengaruhi parameter pertumbuhan dan hasil. Durasi perendaman 20 jam memberikan hasil terbaik dengan panjang tongkol 19,19 cm dan bobot segar tongkol tanpa klobot 313,93 g. Meskipun demikian, durasi perendaman yang lebih lama berisiko memberikan efek toksisitas, yang dapat menghambat beberapa aspek pertumbuhan. Kolkisin terbukti mampu meningkatkan potensi genetik tanaman jagung manis, tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan konsentrasi dan durasi perendaman guna meminimalkan efek toksisitas.

Kata Kunci: jagung manis, kolkisin, poliploidi, produktivitas, durasi perendaman

PENDAHULUAN

 

Permintaan jagung terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi serta perkembangan industri pangan dan pakan. Namun, produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional sepenuhnya. Data menunjukkan bahwa produksi jagung manis nasional mengalami peningkatan setiap tahun dari 2018 hingga 2023. Meski demikian, Indonesia masih memerlukan impor jagung untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Saat ini, kebutuhan jagung nasional dipenuhi melalui kombinasi produksi dalam negeri dan impor.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2024), produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 14,46 juta ton, mengalami penurunan sebesar 2,07 juta ton atau 12,50% dibandingkan dengan tahun 2022. Tren produksi jagung nasional sebelumnya menunjukkan peningkatan pada periode 2021-2022, yang didorong oleh peningkatan luas panen dan produktivitasnya.

Penurunan produksi pada tahun 2023 dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan volume impor jagung manis di Indonesia. Impor jagung manis mengalami peningkatan signifikan sebesar 42,46% pada periode 2022-2023, yaitu dari 13.414,92 ton menjadi 16.527,27 ton. Peningkatan impor ini disebabkan oleh tingginya permintaan jagung manis, khususnya sebagai bahan baku untuk industri dan pakan ternak. Selain itu, pola panen jagung yang mencapai puncak produksi hanya pada bulan Februari, Maret, dan April, sementara di bulan-bulan lainnya relatif stabil, turut berkontribusi pada kebutuhan impor (Melia et al., 2023). Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun juga menjadi faktor yang mendorong peningkatan kebutuhan jagung manis.

Upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas tanaman jagung dapat dilakukan melalui perbaikan genetik, salah satunya dengan teknik pemuliaan berbasis mutasi. Metode ini mencakup peningkatan tingkat ploidi tanaman. Poliploidi dapat terjadi secara alami maupun melalui intervensi buatan. Salah satu cara umum untuk menginduksi mutasi buatan adalah dengan memanfaatkan senyawa kimia seperti kolkisin.

Penggunaan kolkisin dalam induksi mutasi bertujuan untuk meningkatkan karakteristik tanaman, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terutama dalam mendukung peningkatan produktivitas. Potensi hasil pada tanaman umumnya dikendalikan oleh banyak gen (bersifat poligenik), sehingga peningkatan jumlah gen pada tanaman dapat berdampak langsung terhadap peningkatan hasil produksi. Dengan menggunakan kolkisin, dosis gen dapat diperbanyak sehingga tanaman berpotensi menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.

Kolkisin merupakan senyawa kimia dengan sifat antimitotik yang sering dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan keragaman genetik tanaman. Berbagai penelitian telah membuktikan efektivitas kolkisin dalam menghasilkan mutan pada tanaman. Induksi poliploidi menggunakan kolkisin telah banyak dilakukan dengan tujuan beragam, seperti memperoleh varietas tanaman unggul dan meningkatkan kualitas tanaman. Penggunaan kolkisin juga terbukti mampu meningkatkan variasi fenotipe maupun genotipe suatu tanaman (Nugroho et al., 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun