Mohon tunggu...
Gus Ros
Gus Ros Mohon Tunggu... Lainnya - (ingin jadi) Penulis

Sharing tentang Pernikahan~Parenting~Kebijakan Publik

Selanjutnya

Tutup

Love

Menjadi Pendengar yang Baik bagi Seorang Suami saat Menjalani LDM

19 November 2024   14:49 Diperbarui: 19 November 2024   15:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Long Distance Marriage (LDM) adalah kondisi yang menuntut suami dan istri menghadapi tantangan besar dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Suami memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga (qawwam), yang di antaranya melibatkan perhatian penuh terhadap istri, termasuk menjadi pendengar yang baik. Tindakan ini bukan hanya bagian dari etika pernikahan, tetapi juga aktifitas yang bernilai ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam. 

Mengapa Suami Harus Menjadi Pendengar yang Baik? 

Berikut ini merupakan hal-hal yang melatarbelakangi betapa pentingnya seorang suami menjadi pendengar yang baik untuk istrinya saat menjalani LDM :

1. Tanggung Jawab Sebagai Pemimpin

Allah SWT berfirman: 

 "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita..." (QS. An-Nisa: 34). 

Sebagai pemimpin, suami bertugas menjaga keharmonisan rumah tangga, termasuk memberikan perhatian terhadap kebutuhan emosional istri. Mendengarkan istri adalah wujud kasih sayang dan tanggung jawab yang Allah amanahkan. 

2. Meneladani Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan sempurna dalam memperlakukan istri dengan penuh perhatian. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA meriwayatkan: 

 "Aku biasa berbicara kepada Nabi SAW, dan beliau mendengarkan hingga aku selesai." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Beliau bahkan mendengarkan cerita Aisyah RA yang panjang dengan penuh kesabaran, menunjukkan betapa pentingnya mendengar sebagai bentuk cinta dan penghargaan. 

3. Memenuhi Hak Istri

Islam menekankan pentingnya mempergauli istri dengan baik: 

 "Dan pergaulilah mereka dengan cara yang baik..." (QS. An-Nisa: 19).  

Dalam konteks LDM, mendengarkan keluhan, cerita, atau kebutuhan istri adalah bentuk pengamalan ayat ini. Suami yang mendengarkan istri dengan baik akan mendukung terjalinnya hubungan 'sakinah, mawaddah, dan rahmah  yang menjadi tujuan pernikahan. 

Hal-hal yang Perlu dilakukan oleh Suami agar Menjadi Pendengar yang Baik  

Lalu setelah kita memahami arti pentingnya menjadi pendengan yang baik, apa yang mesti dilakukan oleh seorang suami? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan saat menjalani LDM :

1. Mengatur Waktu untuk Berkomunikasi

LDM sering kali menyulitkan pasangan untuk berbicara secara langsung. Suami dapat mengatur waktu khusus untuk berbicara dengan istrinya tanpa gangguan, seperti setelah shalat malam atau di waktu senggang. Dalam Islam, waktu yang diberikan untuk keluarga dapat bernilai ibadah.  Permasalahan lain terkait waktu berkomunikasi adalah saat pasangan suami istri berbeda zona waktu. Terdapat selisih waktu ber jam-jam misalnya, bisa beda pulau bahkan beda negara.  Bisa jadi saat suami sudah waktunya bekerja atau beristirahat, namun istri dan anak-anaknya masih segar bugar untuk dapat mengobrol dengan suami atau ayahnya. Begitu pula bisa terjadi sebaliknya. Tentunya hal-hal teknis seperti ini dapat disikapi dengan arif dan bijaksana. Jangan sampai menunjukkan sikap egois satu dengan lainnya.

2. Mendengarkan dengan Empati

Dalam buku Biografi Rasulullah : Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik  oleh DR. Mahdi Rizqullah Ahmad, disebutkan Rasulullah SAW tidak pernah memotong pembicaraan orang lain. Kecuali jika pembicaraan tersebut dinilai berlebihan dan dapat memicu kesalahpahaman. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya: "Jika engkau mengatakan 'diamlah!' kepada orang-orang ketika mereka tengah berbicara, sungguh engkau mencela dirimu sendiri" (HR. Ahmad).
Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah SAW tidak pernah memotong pembicaraan istri-istrinya. Suami perlu melatih kesabaran untuk mendengarkan secara utuh sebelum memberikan tanggapan.

3. Menanggapi dengan Lembut dan Bijaksana

Saat istri mengeluh, suami hendaknya menanggapi dengan kelembutan, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: 

 "Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi). 

4. Mencatat dan Mengingat Hal Penting 

Mengingat detail cerita istri adalah bentuk perhatian yang Islami. Contohnya, jika istri bercerita tentang masalah pekerjaan, suami dapat menanyakan perkembangannya di hari berikutnya. Ada satu tips untuk hal ini, Anda coba tidak menghapus history percakapan pada aplikasi pesan yang Anda  gunakan bersama dengan istri. Tentu hal itu akan mempermudah untuk mencari kembali hal-hal penting yang pernah dibicarakan. Misalnya kapan terakhir istri datang bulan, tentunya hal-hal semacam itu sewaktu-waktu akan menjadi bahan obrolan. Ketika suami dengan sigap mengingatnya melalui history percakapan tadi, istri akan merasa mendapat perhatian yang baik dari suami.

5. Menenangkan dengan Doa dan Nasihat Kesabaran

Ketika istri menghadapi masalah, suami dapat menenangkannya dengan doa dan mengingatkan kepada kesabaran. Misalnya, membaca ayat-ayat seperti: 

"Bersabarlah (wahai istri) karena Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153). 

Dapat juga mengucapkan kalimat nasihat misalnya "Aku paham ini pasti berat untukmu. Terima kasih sudah menjaga keluarga kita dengan baik. Insya Allah, aku akan mencari cara untuk membantumu meski dari jauh."

Dampak Negatif Jika Suami Tidak Menjadi Pendengar yang Baik  

Berikut ini hal-hal yang menjadi sebuah warning bagi suami jika tidak berusaha menjadi pendengar yang baik bagi istrinya dalam menjalani LDM :

1. Kerenggangan Hubungan

Istri yang merasa diabaikan akan merasa kesepian dan terabaikan. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan renggangnya hubungan emosional.  Komunikasi menjadi hambar dan sekedar formalitas tanpa kesan dan makna.

2. Munculnya Konflik Rumah Tangga

Kurangnya komunikasi yang baik dan terbuka dapat memicu kesalahpahaman, yang pada akhirnya memperbesar potensi konflik dalam rumah tangga. 

3. Terabaikanya Hak Istri

Dalam Islam, mengabaikan kebutuhan emosional istri dapat dianggap sebagai pelanggaran hak yang dapat menyebabkan suami dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. 

4. Risiko Keretakan Pernikahan

Jika suami terus menerus suami tidak peduli dan tidak mau memperbaiki diri untuk menjadi pendengar yang baik, risiko keretakan rumah tangga menjadi lebih besar, bahkan dapat berujung pada perceraian. 

Jika Suami Belum Mampu Menjadi Pendengar yang Baik  

Tidak semua suami memiliki kemampuan langsung untuk menjadi pendengar yang baik saat menjalani LDM. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaikinya adalah: 

1. Meningkatkan Kesadaran Agama

Mempelajari kewajiban dan tanggung jawab suami dalam Islam dapat mendorongnya untuk lebih peduli terhadap kebutuhan emosional istri.  Saat ini banyak sekali sarana yang dapat dimanfaatkan oleh seorang suami untuk lebih banyak belajar tentang agama. Baik secara online maupun offline. Berbagai kajian dapat diikuti, dan lebih baik lagi diikuti bersama dengan istri agar sama-sama memahami ilmu agama dalam berumahtangga. Tidak ada kata terlambat dalam hal ini, berapapun usia pernikahan anda.

2. Memohon Petunjuk Allah SWT

Berdoa agar Allah SWT melembutkan hati dan memberikan kemampuan mendengarkan dengan baik. Rasulullah SAW mengajarkan doa, "Ya Allah, lembutkanlah hatiku seperti Engkau melembutkan besi untuk Nabi Dawud AS." 

3. Melatih Diri untuk Bersabar

Mendengarkan membutuhkan kesabaran. Dengan latihan dan niat, seorang suami dapat belajar untuk lebih memperhatikan istrinya. 

4. Berkonsultasi kepada Ulama atau Ahli Pernikahan

Jika komunikasi menjadi tantangan besar, suami dapat mengikuti kelas-kelas pembelajaran menjadi suami yang baik yang saat ini banyak ditawarkan. Atau dapat juga meminta nasihat kepada ustadz atau konsultan keluarga Islami untuk mendapatkan solusi sesuai syariat. 

Jadi, menjadi pendengar yang baik adalah bagian dari akhlak mulia yang menunjukkan kasih sayang, penghargaan, dan perhatian kepada istri. Rasulullah SAW telah memberikan teladan sempurna dalam hal ini. Dengan menjadi pendengar yang baik terhadap istri, seorang suami tidak hanya menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, tetapi juga melaksanakan kewajiban agama. Sebaliknya, mengabaikan hal ini dapat berdampak buruk pada keharmonisan hubungan. Jika seorang suami merasa belum mampu, ia dapat berusaha untuk memperbaiki diri melalui kesadaran, doa, dan latihan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun