Mohon tunggu...
Asep Gunawan
Asep Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baru-baru ini suka membaca dan mengerjakan soal matematika dasar (setelah menonton COC Ruang Guru). Suka traveling dan menguasai Bahasa Inggris dan Turki.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tam dan Anak-anak Panti - Part 4 (Petualangan Malam)

15 September 2024   19:35 Diperbarui: 2 Oktober 2024   00:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi, siapa yang akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pak Salvador mengintrogasi.

Tam, dengan suara bergetar, menceritakan awal mula dia memberikan ide untuk mencuri makanan dan menyuruh Lucas untuk mengambil kunci. Belum lengkap Tam bercerita, Elia langsung memotong ceritanya dan mengatkan kepada Pak Salvador bagaimana dia kelaparan, menyuruh Lucas mencuri kunci, dan mengajak Tam makan bersama.

Pak Salvador menatap kembali ketiga anak itu dengan tatapan tajam yang menusuk. Kini wajahnya merah padam menahan amarah.

"Kalian pikir ini lelucon?" bentak Pak Salvador, membuat ketiga anak itu terlonjak kaget. "Mencuri, melanggar aturan, dan sekarang berbohong?"

Lucas, Tam, dan Elia menunduk dalam-dalam, tak berani menatap mata Pak Salvador yang berkilat-kilat marah.

"Perbuatan kalian tidak bisa dimaafkan," lanjut Pak Salvador dengan nada dingin. "Hukuman kalian akan menjadi pelajaran bagi yang lain agar tidak ada yang berani melakukan hal serupa."

Pak Salvador berdiri, tangannya mengepal di atas meja. "Dengarkan baik-baik. Ini hukuman kalian."

"Pertama! Jatah makan kalian dikurangi setengah selama dua minggu. Biar kalian tahu rasanya kelaparan yang sebenarnya. Dan kau, Tam," Pak Salvador menatap tajam ke arah Tam.

"Kau akan tidur di gudang selama seminggu. Biar kau merasakan dinginnya malam tanpa bantal dan kasur empuk."

Tam terkesiap mendengar hukuman yang begitu berat. Matanya berkaca-kaca, tapi dia tidak berani membantah.

"Apakah kalian mengerti?" tanya Pak Salvador dengan suara rendah yang mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun