Namun yang namanya orang tua, untuk lebih terbuka itu sulit.
Kita semuanya bakal merasakan jadi orang tua, sulit kiranya untuk jujur, terlebih akan berpengaruh terhadap elektibilitas kepala keluarga dirumah.
Kebanyakan dibungkus, ingin melihat anak-anak nya bahagia, tidak dirundung masalah besar dan segala macam negatif lainnya.
Padahal ujung-ujungnya mendambakan feedback positif pada diri pribadi.
Belum lagi jika melihat anak yang diharapkan, melenceng dari didikan dan keinginan keluarga, kerap berdalih susah tidur, sulit makan dll.
Iya memang benar, karena beban tanggung jawab memang luar biasa hebat, salah satunya khawatir gagal mendapatkan tiket surga (mungkin), atau nama baik dan gengsi keluarga tersebut.
Mungkin, ada yang berkata, tidak semua orang tua demikian...
Benar sekali, sama seperti menggunakan kata tulus bukan berarti semuanya dapat berlaku sebagai kerelaan dan kejujuran.
Kalau untuk percintaan?
Apalagi ini, jika tidak mapan, cantik, tampan, menghasilkan kebahagiaan, atau enak enak, siapa yang sudi tulus?
Contohnya: banyak yang gembar -gembor harus saling menerima kekurangan dan kelebihan.