“Siapa pun yang di luar, tolong kami. Pintunya terkunci” teriak Arthur sambil mengetuk pintu.
Segera langkah kaki itu menghampiri pintu, dan bunyi kunci berdetak pun terdengar. Akhirnya Arthur dan Helen keluar dari ruangan yang penuh debu itu, ternyata orang yang membuka pintu adalah Pak Robby, seorang guru BK yang di takuti.
”Loh! Kok kalian ada di sini?” tanya Pak Robby dengan wajahnya yang selalu terlihat seperti itu.
“Tadi dia disuruh oleh Jane untuk pergi ke gudang pak, terus ……… “ jawab Arthur sambil manceritakan apa yang telah dilakukan oleh Jane dan gengnya. Setelah mereka manceritakan semuanya, Pak Robby terlihat agak menahan mukanya yang ingin marah itu.
“Kalau begitu kalian pulang saja, Jane dan teman-temannya biar saya yang urus besok” kata Pak Robby.
Keesokan harinya, Jane dan gengnya dipanggil Pak Robby di ruangan BK. Mereka sudah berdiri di depan pintu ruang BK, namun mereka cukup takut untuk mengetuk pintu.
“Pak Robby.. Pak Robby” teriak Vanessa dengan bodohnya.
Jane memukul bahu Vanessa, seketika Vanessa langsung berhenti berteriak.
“Silahkan masuk“ jawab Pak Robby.
Jane, Mary, dan Vanessa pun masuk menghampiri Pak Robby.
“Nah … akhirnya kalian datang juga” ucap Pak Robby, dengan wajahnya yang tak sabar untuk menghukum.