“Baiklah, kalau kalian tidak mau dikeluarkan dari sekolah ini. Kalian harus minta maaf kepada Arthur dan anak baru itu, dan kalian harus janji tidak akan berbuat yang aneh-aneh di sekolah lagi”.
“Hanya itu pak?” kata Jane dengan wajah yang berhadapan langsung dengan Pak Robby.
“Itu hanya setengah dari apa yang telah kalian perbuat! Belum lagi properti sekolah yang telah kalian rusak” jawab Pak Robby.
Jane dan teman-temannya hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan Pak Robby.
“Jadi bagaimana, kalian mau minta maaf apa mau keluar dari sini?” tanya Pak Robby meyakinkan.
“minta maaf!” jawab mereka barsamaan.
“Baiklah, kalian boleh masuk kelas. Tapi, jangan lupa nanti jam istirahat kalian bertiga harus minta maaf kepada Helen dan Arthur di depan siswa yang lainnya.”
Mereka pun keluar dari ruang Pak Robby, dan segera masuk ke kelas.
Kring.. kring.. dua kali pukulan bel manandakan jam istirahat di mulai. Pak Robby mengumpulkan anak-anak di tengah lapangan. Jane, Mary, Vanessa, Helen dan Arthur dipanggil ke depan.
“Helen, Arthur .. kami bertiga mau minta maaf atas kejadian kemarin.” Kata Jane sebagai orang pertama yang berbicara.
“Iya, kami minta maaf. Mungkin kejadian kemarin adalah hal yang menimbulkan masalah besar di sini” sambung Marry dengan tertunduk.