Mami: "Dalam Sutta, Buddha ada membahas tentang pemberian dana kepada  orang yang bermoral' bebas dari nafsu indra, akan mendapat buah yang lebih besar."
"Dan ternyata ini yang dimaksud Buddhakah? Buktinya batin Ade sekarang bukannya bahagia habis berdana malah kesal."
Ade: "Betul Mi, Ade kecewa sekali. Kalau berdana ke orang yang bermoral paling tidak mereka berterima kasih dan mendoakan kita, tapi ke pengemis tadi malah tidak merasa menerima dana. Huh!"
Mami: "Buddha menekankan kondisi batin kita sangat penting di saat berdana. Sebelum berdana, pada saat mempersembahkan, dan setelah mempersembahkan, batin harus dipenuhi oleh perasaan bahagia."
"Dalam kasus tadi siang, apakah Ade tetap bisa kondisikan batin dengan bahagia?"
Ade: "Huh..Ade kesal!"
Mami: "Dalam Dhammapada 223, ada disebutkan, 'Taklukan  kemarahan dengan cinta kasih, taklukan kejahatan dengan kebajikan. Taklukan kekikiran dengan kemurahan hati, dan taklukan kebohongan dengan kejujuran."
"Berdana adalah kebajikan awal sebelum melakukan kebajikan yang lain, yakni; menjalankan moral (sila) dan meditasi (bhavana)."
"Untuk mendapatkan hasil karma yang baik dan maksimal maka pemberi persembahan haruslah seseorang yang bermoral dan penuh pengendalian diri."
"Kita sering berpikir dengan berdana, kita menolong orang lain, tetapi sebaliknya kita sedang menolong diri kita sendiri lho. Â Seharusnya kita malah berterima kasih kepada penerima dana kita karena memberi kesempatan baik kepada kita untuk berbuat baik."
"Kalo boleh tahu, apa tujuan Ade berdana ke pengemis tadi siang?"