Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pillow Talk#6: Tentang Berdana

24 September 2022   06:39 Diperbarui: 24 September 2022   06:44 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pillow Talk #6: Tentang Berdana (gambar: healthline.com, diolah pribadi)

"Tadi sudah! Belum! Sudah! Belum! Kasihan Bapak, Bapak buat berobat."

"Sudah dikasih tadi!"

"Belum..."

Kira-kira seperti itulah perdebatan antara Ade dan pengemis tadi siang.

Ade: "Mami! Pengemisnya curang sekali! Masa sudah diberi tetapi katanya belum. Benar-benar melanggar sila dengan berbohong!"

"Lain kali kalau kasih duit ke pengemis, Ade akan memotretnya sebagai bukti."

Mami: "Jadi Ade berdana buat pamer?"

Ade: "Bukan Mami, buat bukti saja. Jadi kalau pengemisnya ngotot belum dikasih, Ade tinggal keluarin bukti."

Mami: "Inikah alasan orang kalau berdana suka memotret dan memajangkannya di medsos?" 

Ade: "Ade tidak buat pajang tetapi buat bukti, bukan buat pamer."

Mami: "Dalam Sutta, Buddha ada membahas tentang pemberian dana kepada  orang yang bermoral' bebas dari nafsu indra, akan mendapat buah yang lebih besar."

"Dan ternyata ini yang dimaksud Buddhakah? Buktinya batin Ade sekarang bukannya bahagia habis berdana malah kesal."

Ade: "Betul Mi, Ade kecewa sekali. Kalau berdana ke orang yang bermoral paling tidak mereka berterima kasih dan mendoakan kita, tapi ke pengemis tadi malah tidak merasa menerima dana. Huh!"

Mami: "Buddha menekankan kondisi batin kita sangat penting di saat berdana. Sebelum berdana, pada saat mempersembahkan, dan setelah mempersembahkan, batin harus dipenuhi oleh perasaan bahagia."

"Dalam kasus tadi siang, apakah Ade tetap bisa kondisikan batin dengan bahagia?"

Ade: "Huh..Ade kesal!"

Mami: "Dalam Dhammapada 223, ada disebutkan, 'Taklukan  kemarahan dengan cinta kasih, taklukan kejahatan dengan kebajikan. Taklukan kekikiran dengan kemurahan hati, dan taklukan kebohongan dengan kejujuran."

"Berdana adalah kebajikan awal sebelum melakukan kebajikan yang lain, yakni; menjalankan moral (sila) dan meditasi (bhavana)."

"Untuk mendapatkan hasil karma yang baik dan maksimal maka pemberi persembahan haruslah seseorang yang bermoral dan penuh pengendalian diri."

"Kita sering berpikir dengan berdana, kita menolong orang lain, tetapi sebaliknya kita sedang menolong diri kita sendiri lho.  Seharusnya kita malah berterima kasih kepada penerima dana kita karena memberi kesempatan baik kepada kita untuk berbuat baik."

"Kalo boleh tahu, apa tujuan Ade berdana ke pengemis tadi siang?"

Ade: "Tidak tahu mi, Ade cuma kasihan saja."

Mami: "Di dalam Suttta, ada disebutkan manfaat berdana :

1. Kita akan disukai dan disenangi.

2. Orang-orang baik mendekat.

3. Kita akan memperoleh reputasi baik.

4. Kita dapat menghadiri perkumpulan apa pun dengan percaya diri.

5. Setelah kematian, akan terlahir kembali di alam yang membahagiakan.

"Pertanyaannya adalah apakah semua manfaat tersebut abadi?"

Ade: "Tidak!  Semuanya ada batas waktunya. Bahkan terlahir di alam para dewa pun ada jangka waktunya, tidak selamanya."

Mami: "Pintar sekali anak Mami! Kalau begitu, apa sebenarnya tujuan tertinggi kita berdana? "

Ade: "Tujuan tertinggi  berdana untuk  membuang kekotoran batin supaya mencapai kebebasan terakhir, Nibbana."

Mami: "wow! Keren jawabannya."

"Ada perumpamaan dari Bhante Sri Pannyavaro Mahathera yang mami suka. Beliau mengibaratkan berdana seperti Ade lagi sekolah. Ada jenjang SMP (Sekolah Menegah Pertama), SMA (Sekolah Menegah Atas), dan S1 (Strata 1)."

"Tingkat dasar ibarat SMP, tujuan berdana disini masih bersifat tingkat dasar, biar lebih disenangi, disukai, reputasi baik, dan sebagainya."

"Tujuan berdana tingkat kedua ibarat kita sampai level SMA, ingin lahir di alam dewa. Di sini pemberi dana mendapatkan pengetahuan SMP dan SMA."

"Tujuan yang tertinggi ibarat level sarjana. Disini pemberi dana akan mendapatkan ilmu SMP, SMA dan S1 yaitu latihan melepas kotoran batin guna mencapai kebebasan."

"Kesimpulan kalo lulus sampe sarjana, kita mendapatkan semuanya. Kita mendapatkan ilmu SMP, SMA,sampe S1."

"Jadi Ade akan berdana sampe tingkat mana? "

Ade: "Sampai S1 lah mi, kalo perlu sampe S2"

Mami: "Keren De! Kalau Ade sudah berniat berdana sampai tingkat S1, maka tidak perlu memikirkan dana tingkat SMP dan SMA, sebab itu hanya akan mengotori pikiran kita. Itu pesan Bhante."

"Ade hanya perlu mengingat kalau Ade mau berdana sampai tingkat S1. Seorang yang lulus S1 pasti telah melewati tingkat SMP dan SMA. Tidak ada sarjana tanpa melewati tahap SMP dan SMA."

"Apakah Ade tahu dalam agama Buddha ada berbagai jenis dana?

1. Amisa Dana

Ini yang tadi siang Ade lakukan, memberi uang kepada pengemis. Intinya dana dalam bentuk fisik atau materi.

2. Paricaya Dana

Berdana dalam bentuk tenaga. Contoh: dengan membantu Mami, Ade sudah berdana.

3. Abhaya Dana

Berdana dalam bentuk sikap yang baik. Seperti memaafkan pengemis tadi, bersikap ramah, murah senyum, dan peduli.

4. Dhamma Dana

Seperti yang sedang Mami lakukan sekarang, berdana dalam bentuk ilmu pengetahuan.

Dalam Dhammapada 354 ada disebutkan pemberian dana tertinggi adalah Dhamma dana. Mengapa?

Daripada menyuruh Ade buat tidak membenci pengemis tadi, lebih baik Mami memberi nasihat tentang mengapa Ade tidak boleh membenci pengemis tadi. Kalau Ade sudah mengerti kenapa, selanjutnya pasti Ade akan lebih bijak di dalam menghadapi kasus serupa seperti tadi siang.

Dan bahkan ilmu berdana yang mami bagi ke Ade, selanjutnya bisa Ade bagi lagi ke teman-teman.

Ade: "Ternyata diam-diam Ade sudah banyak berdana ya Mi. Tadi siang Ade memberi Amisa dana ke pengemis dan sekarang memberikan Abhaya dana ke pengemis yang sama. Hari ini Ade sudah lakukan dua kebaikan ke satu pengemis yang sama."

"Ade juga tiap hari tersenyum kepada semua orang, sayang pakai masker, dananya tidak tersalurkan. Tapi berkat masker juga Ade memberikan dana peduli."

"Sekarang Ade akan memberikan dana senyum kepada Mami." (Sambil membuat mimik lucu di wajah).

Mami: "Senyummu matahariku! Senyuman Anda membuat hariku menjadi cerah. Tetapi ingat kalau di dalam berdana yang paling penting adalah IKHLAS. Apakah senyuman Ade ini ikhlas?" (Sambil menggelitik gemas).

**

Jakarta, 24 September 2022
Penulis: Lisa Tunas, Kompasianer Mettasik

A Loving Mom Who Learns Writing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun