Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ternyata Berbuat Baik itu Lebih Enak dari Kue Donat

20 Agustus 2022   05:20 Diperbarui: 20 Agustus 2022   05:22 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ternyata Berbuat Baik itu Lebih Enak dari Kue Donat (gambar: tastingtable.com, diolah pribadi)

Pria itu pun beralih dari saya dan menawarkan donatnya kepada pengunjung lain, tetapi tetap tidak ada yang membeli. Tidak lama, nama saya dipanggil untuk mengambil hasil cetakan foto.

Setelah saya memeriksa foto-foto tersebut dan bukti pembayaran, saya pun berjalan menuju tempat parkir yang berada di pinggir jalan. Di sana saya bertemu kembali dengan pria penjual donat yang sedang berdiri menunggu angkot. Saya tiba-tiba tersadar bahwa sejak tadi donat dagangannya tidak laku sama sekali. Tergerak oleh rasa iba, saya mendekatinya dan mengatakan ingin membeli donat.

"Mau beli berapa, Koh?" Tanyanya dengan wajah berseri-seri.

"Satu buah donat harganya berapa?" Saya tanya balik, sebab uang yang ada di dompet saya sangat terbatas, dan saat itu belum ada aplikasi pembayaran daring.

"Satunya dua ribu lima ratus Rupiah, Koh."

Berhubung uang di dompet saya hanya ada tiga puluh ribu Rupiah, maka saya memutuskan untuk membeli delapan buah donat seharga dua puluh ribu Rupiah, menyisakan sedikit uang di dompet untuk mengisi bensin saat pulang nanti.

Sambil memasukkan donat-donat itu ke dalam kantung plastik, pria itu - masih dengan wajah yang berseri-seri - bertanya kepada saya:

"Engkoh umat gereja sini, ya?"

"Oh, bukan." Jawab saya singkat, sambil berusaha menyadari bahwa memang ada gereja yang jaraknya hanya beberapa ruko dari tempat kami berdiri saat ini.

"Saya kalau hari Minggu jualan donat di depan gereja, Koh. Tapi saat ini mama saya lagi sakit, saya gak punya uang buat nebus obat, jadinya saya sekalian jualan donat keliling deh. Dari tadi belum laku, untung engkoh beli. Kamsiah yah Koh."

Saat mendengar ucapan itu, saya merasa simpatik. Satu sisi, saya juga merasa bersyukur karena telah berkesempatan membantu kesulitannya. Saat saya sedang memikirkan kesusahannya, tiba-tiba ia bertanya lagi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun