Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Tiga Sahabat Sejati yang Belajar dari Anak SMP

18 Juli 2022   05:05 Diperbarui: 18 Juli 2022   05:15 5515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Tiga Sahabat Sejati yang Belajar dari Anak SMP (gambar: hindustantimes.com, diolah pribadi)

"Pokoknya gue bantu, kebetulan proyek gue juga udah banyak yang hampir selesai. Gue bisa all out deh."

"Demi persahabatan," Dul berujar. Kedua sahabatnya pun saling menyahut, "demi persahabatan."

Sambil menghela nafas, Tom buka suara, "Gue senang benar, sahabat gue emang gak ada matinya. Mau bantu dan mendukung."

Sebelum mereka meninggalkan cafe tersebut, mereka pun menyepakati beberapa hal yang harus ditindak lanjuti.

Beberapa hari setelah pertemuan, belum ada perkembangan yang berarti. Grup perpesanan mereka bertiga pun masih sepi. Maklum Zul memang sedang sibuk, ia harus menyelesaikan laporan audit dan pajak juga. Kalau Dul terbiasa cuek, jarang banget buka obrolan. Sementara Tom sendiri juga tidak terbiasa berbicara jika memang perlu.

Tom yang perfeksionis, tidak sabar menunggu. Setelah selesai mengajar, ia pun memulai obrolan. "Met siang Bro Dul dan Zul, apa kabar. Sehat-sehat dan semuanya sukses".

Sepuluh menit berlalu, baru ada tanggapan dari Zul. "Met siang juga Bro Tom dan Dul, sehat-sehat selalu dan lagi padat nih kerjaan". Menyusul komentar dari Dul, "Met siang, sehat-sehat selalu dan lagi selesaikan proyek seperti biasa".

Merasa kurang mendapat respons yang antusias, Tom pun lanjut mengirim obrolannya. "Zul kira-kira proposal dan hitungan budget selesai kapan?"

Lima menit kemudian Zul membalas obrolan, "Tom, ini gue beneran lagi repot banget, sementara kalau loe yang rancang dulu bagaimana?".

"Walah Zul, yang kayak gini gue beneran kagak bisa nih. Biasa lue yang jago, ya udah gue tunggu sampai minggu depan deh", pungkas Tom singkat.

Entah apa yang terjadi, ruang grup perpesanan yang biasanya santai, tetiba menjadi panas. Tom yang merasa tidak puas, lanjut mengirim obrolan, "Kalau lu berdua nggak mau bantu bilang saja, ya udah gue kerja aja sendiri semuanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun