Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari 100 Kekhwatiran, Berapa Banyak yang Kejadian?

8 Februari 2022   05:17 Diperbarui: 8 Februari 2022   05:30 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang sudah tidak ada lagi. Vaksin dan new normal telah mampu membuat manusia beradaptasi. Apa yang dulu ditakutkan sekarang sudah menjadi hal yang sering dilakukan.

Apakah dengan demikian kekhwatiran dan ketakutan saya hilang seketika? Tidak sobat, tetap saja fenomena itu akan muncul tenggelam.

Bukan karena Omicron dan segala keturunannya. Tapi, atas semua hal yang terpikirkan. Tentang pekerjaan, tentang keluarga, tentang teman, tentang semua-semuanya.

Melihat fenomena ini, saya jadi teringat dengan sebuah Dhammadesana dari YM. Bhikkhu Uttama Mahathera. Beliau berkata begini;

"Dari seratus kekhwatiran, mungkin yang jadi kenyataannya hanya satu. Kalaupun itu benar terjadi, maka pengalaman Anda pasti mampu menanganinya."

Benar juga. Apa yang kita khwatirkan adalah masa depan. Padahal hidup kita berada di zaman sekarang. Kita bukanlah ahli ramal yang bisa memastikannya. Lagipula, tidak ada ahli ramal yang benar-benar kondang. Semuanya hanya berdasarkan prediksi yang belum tentu terjadi.

Jadi, untuk apa kita khwatir. Tenangkan pikiran dan berfokus pada keadaan saat ini. Karena apa yang kita lakukan sekarang adalah penyebab dari apa yang akan terjadi nanti.

Seyogyanya, kekhwatiran hanyalah sampah batin. Jika hal tersebut muncul, maka ambillah sapu dan segera bersihkan.

Niscaya atap pikiran kita, lantai perasaan kita, dan rumah batin kita akan bersih dari segala noda kegelapan yang menghantui.

Semoga bermanfaat

Semoga Seluruh Mahluk Hidup Berbahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun