Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Secret Club - Chapter 22

21 April 2019   06:51 Diperbarui: 22 April 2019   01:57 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Violet terkejut dengan kata-kata terakhir dan Violet bukan menunjukan raut muka kesal, melainkan raut muka kesedihan. Raut muka itu menunjukan dia akan bertempur dengan orang itu. Violet berkata kepadan orang itu," Nama aku Violet. Ingat nama aku dan aku akan mengucapkan minta maaf sebab aku akan membunuh kamu." 

Dia mengambil pisau yang ada disaku tentara hitam dan mengisi pistolnya dengan peluru.

Joshua menunjukan raut muka yang sangat senang seperti anak kecil yang mendapat hadiah ulang tahun.

Mereka berdua saling berlari menghadapi satu sama lain. Mereka bertarung sangat sengit. Mereka saling menghindari serangan mereka. Violet tetap menembak dengan pistol dan dia juga menyerang dengan pisau dan tendangan yang sangat keras. Gerakan tubuh Violet sangat cepat dan terlihat sangat indah. Viridis melihat seperti penari yang menari di medan peranng dan gerakan Violet sangat indah. Viridis pertama kali merasakan perasaan jatuh cinta.

Joshua si albino itu juga menyerang dengan pisau sakunya. Pisau sakunya berguna untuk menyerang jarak jauh. Joshua tidak mengunakan tendangan. Dia hanya bisa mengunakan kedua tangan dengan sepasang pisau. Sepertinya Joshua tidak memiliki bakat ilmu bela diri dan tubuh yang lincah bisa melompat akrobat seperti Violet. 

Violet bertarung dengan nalurinya dan Joshua si albino mengunakan kemampuan matanya yang bisa melihat gerakan yang sangat cepat. Gerakan Violet itu terasa seperti binatang buas yang sedang melawan musuhnya.

Beberapa serangan dari Violet tidak bisa ditebak, langsung menyerang kaki Joshua. Violet menembakan timah panah pada persendian kakinya dengan cepat. Violet mengganggu haluannya dengan menyerang dia dengan pisau ke mata Joshua. Joshua cuma terkonsentrasi ke pisau tersebut, bukan ke tangan kedua Violet yang nembak tanpa mengawasan mata Joshua.

Setelah Joshua lumpuh akan tembakan itu, dia tetap berdiri dan tidak merasakan kesakitan. Dia tetap menyerang Violet dengan serang pisau sakunya. Dia tetap tertawa-tawa, seperti dia menikmati kesakitan itu dan berkata," Ini pertama kali saya menikmati ketakutan ini dan kesakitan ini. Ini sangat menyenangkan."

Violet bertarung dengan raut muka sedih. Serangan terakhir dari Violet yang luncurkan adalah tendangan yang sangat keras sambil menembak dadanya Joshua.

Joshua terjatuh dan di lantai dan tidak dapat bergerak lagi. Dia terlihat lumpuh dan dia cuma tertawa dan dia sangat senang.
Violet menatap dia dengan raut muka yang sedih dan mata yang berkaca-kaca yang penuh dengan air mata.

Joshua berbatuk-batuk dan tertawa-tawa. Dia mulai berkata,"Terima Kasih Violet. Saya rasa ini sebuah hadiah yang sangat berharga. Saya bisa bertemu dengan kamu. Kenikmatan yang sangat menyenangkan. Suatu saat kita akan bermain-main sekali lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun