Chapter 15: Ruangan Quazarot
Narator: Natalia Anastasia Von Houten
Aku pernah bermimpi mama bertemu dengan aku, dia menari-nari di taman bunga mawar merah muda. Dia terlihat sangat senang, seperti anak kecil yang memdapat kebebasan. Warna bajunya juga berwarna merah muda, baju itu sama dipakainya setelah meninggalkan kami berdua.Â
Papa suka berkata bahwa mama pandai sekali menari dan gerakannya sangat indah. Aku mendekati dia dan yang sedang menari-nari sendirinya.
Tiba-tiba tanganku ditarik seseorang. Orang tersebut adalah papaku sendiri dan berkata sesuatu kepadaku.
Kepercayaan itu sebuah emas yang susah didapat.
Aku terbangun dari mimpiku, setelah papaku berkata itu. Aku merasa itu bukan papaku, melainkan pikiranku sendiri yang tidak mudah mempercayai orang. Itu sebabnya, aku tidak mempercayai orang yang bernama Quazarot. Orang yang memiliki rahasia adalah orang yang tidak bisa dipercaya.
Aku dan Freddy menuju ke cafe itu dan ingin menemui dia dan ingin meminta penjelasan yang sangat banyak. Banyak informasi yang tidak dia berikan kepada kami. Kenapa ada pembunuh mengincar kami? Apakah sangat berbahaya ingin mengetahui tentang Michelle Iskandar?Â
Mengapa Quazarot juga terlibat dengan Michelle Iskandar? Itulah pertanyaan yang ada di dalam otakku yang berpikir terus-menerus yang aku ingin ucapkan setelah aku bertemu dengannya.
Setelah kami bertiga (Aku, Freddy, dan Cewe gorila) di cafe. Quazarot sedang menikmati teh dan duduk dengan kaki bersila. Aku langsung menghampiri dia dengan cepat dan dengan kesal.
"Apa hubunganmu dengan Michelle Iskandar, Quincy?"
Dia melihat aku dengan muka yang terkejut.
"Betul, aku tahu tentang kamu. Kami bertemu dengan Melisa."