Mohon tunggu...
Groengerine widyatmono
Groengerine widyatmono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Let's Help Each Others

just ordinary psycho homo sapiens personality disorder people

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penerbangan Paling Pagi (Sequel dari Dialog dengan Nurani)

28 Juni 2010   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku masih melihat mereka berdua berjalan di lorong bandara ini. Anggun Bundanya, dan lucunya anakku, mungkin ini kal terakhir aku dapat melihatnya. Sampai pesawat lepas landas-pun aku masih di bandara. Hingga pesawat itu benar-benar hilang di balik awan.

Aku menghampiri kendaraan-ku. Keluar dari tempat parkir. Aku mendapat secarik kertas bergambar coretan tangan. Tergambar seorang anak kecil di tengah ayah dan Bundanya. Tertulis “Andina sayang Ayah dan Bunda”. Meledaklah isi jantungku. Aku Buang tulisan itu. Aku bunyikan irama music di dalam mobil ini keras-keras. Memasuki jalan sepi, aku pacu kendaraan ini hingga mendekati titik maksimal. Matahari terlalu menyengat nurani. Tak bisa kubendung lagi, aku berteriak, dan pecahlah tangisku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun