Asuransi Sebagai Jaring Pengaman Keuangan Keluarga

Menyimak pembahasan Prof. Rhenald Kasali dan Benny Waworuntu di Youtube-nya, ada juga satu solusi laten yang bisa menjawab segala keraguan masyarakat terhadap dunia asuransi. 

Jika di perbankan kita sudah memiliki Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai payung perlindungan nasabah, maka sejauh ini di Indonesia memang belum memiliki sebuah Lembaga Penjamin Polis (Asuransi).

Mengutip pernyataan Benny Waworuntu, diharapkan minimal pada tahun 2028, Lembaga Penjamin Polis ini akan berdiri sehingga tidak ada lagi stigma negatif di kalangan masyarakat.

Sejauh ini, bila ada masalah keuangan pada perusahaan Asuransi, akan dikembalikan kembali kepada induk semangnya untuk menyelesaikan. Dalam kasus Jiwasraya dan Bumiputera, tentu Kementerian BUMN menjadi pihak "apes" yang harus menyelesaikan masalah likuiditasnya.

Namun apabila ini dialami oleh Perusahaan Asuransi milik Luar Negeri, masalah likuiditas akan ditanggung oleh perusahaan induknya untuk menyelesaikan.

Lalu apa jaminannya ini akan dilakukan? Sampai Lembaga Penjamin Polis belum berdiri, tentu belum ada satu pihak-pun yang bisa menjamin. Namun paling tidak, langkah preventif, antisipatif, dan prosedur penyelesaian secara korporat menjadi andalan untuk dapat dipercaya.

Jujur, cukup sulit untuk menulis artikel keuangan ini, karena basic tulisan saya di bidang olahraga. Namun saya tetap beranikan diri menulis, karena memang sebesar itu manfaat Asuransi bagi keluarga.

Semoga iklim Asuransi di Indonesia menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga masyarakat bisa benar-benar merasakan Asuransi Sebagai Jaring Pengaman Keuangan Keluarga.

Salam