Dua minggu terakhir ini saya mencoba fokus kembali untuk mempelajari seluk beluk asuransi, setelah berketetapan hati menjadi agent di salah satu asuransi swasta luar negeri pada Juli 2024 lalu. Ternyata, ada banyak insight yang saya dapatkan tentang update perkembangan asuransi di Indonesia.
Pertama, adalah dua artikel viral dari Kompasianer, Bu Tati AjengSaidah mengenai perjuangan beliau memperoleh informasi tentang kejelasan polis AJB Bumiputera.Â
Memang betul seperti artikel yang beliau sampaikan di link ini dan link ini, pihak AJB Bumiputera melakukan beberapa penyesuaian rencana pembayaran uang pengembalian polisnya. Sudah dipotong 50%, nasabah masih juga disuruh menunggu untuk waktu yang belum bisa ditentukan.
Tentu ini menjadi kendala dari perkembangan dunia asuransi di Indonesia, yang seharusnya bisa berpotensi sangat... sangat... besar..., mengingat surplus penduduk yang dimiliki.
Di sisi lain, pada channel Youtube Prof. Rhenald Kasali yang diunggah 16 September 2024, dijelaskan oleh beliau bersama narasumber Benny Waworuntu, bahwa masih ada kesenjangan yang sangat tinggi terkait informasi asuransi di Indonesia. Link video dapat dibuka disini.
"Dari 100 Warga Negara Indonesia, hanya 32 di antaranya yang mengerti tentang asuransi, dan hanya 16 orang yang memiliki Polis Asuransi."
Lantas saya jadi paham, mengapa 68% masyarakat Indonesia masih skeptis bahkan anti terhadap asuransi. Tentu besar disebabkan, adalah fakta di lapangan bahwa banyak Perusahaan Asuransi yang kolaps di Indonesia, seperti AJB Bumiputera, Jiwasraya, Kresna Life, dan lain sebagainya.
Fakta ini menjadi getok-tular yang merebak cepat kepada kolam besar 68% masyarakat di atas, sehingga mereka memandang skeptis apabila asuransi dijadikan sebagai bahan pembicaraan.
Apakah ini menjadi penghambat saya untuk belajar lebih dalam mengenai Asuransi? Tentu tidak.Â
Saya melihat 68% pasar yang "buta asuransi" sebagai kolam pasar yang besar. Fakta negatif yang ada di lapangan, tidak akan bisa diselesaikan jika masyarakat tidak menaruh kepercayaannya kembali kepada penyedia Asuransi.