Karena itu, muncullah demonstrasi besar-besaran dari kaum buruh yang dikoordinir oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Faktor lainnya, pemerintah yang korup dan kinerja yang rendah.
Munculnya zaken kabinet Djuanda ini kemudian dilanjutkan dengan pemerintahan terpimpin yang mana Presiden Soekarno semakin menunjukkan kuasanya setelah itu.Â
Polemik dan kemelut dalam negeri di era pemerintahan ini kemudian memunculkan Tritura, terutama setelah adanya peristiwa berdarah 30 September 1965.Â
Orde Lama tumbang, digantikan oleh Orde Baru yang mana menjadikan Soeharto sebagai presiden dari periode ke periode hingga lahirnya Orde Reformasi yang menumbangkannya.
Menilik Zaken Kabinet Prabowo Subianto
Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah pemenang kontestasi Pilpres 2024. Presiden dan Wapres baru ini akan memimpin pemerintahan selama periode 2024-2029.
Sekalipun sistem Pemerintahan Presidensial yang memberikan hak prerogatif pada Presiden untuk memilih dan menentukan para menteri dan pejabat tinggi, tampaknya memang sulit di era sekarang ini.
Pilpres langsung yang mana partai politik sangat berperan dalam pencalonan kandidat, telah menciptakan suatu pilihan politik bagi parpol untuk berkoalisi.
Pada Pilpres 2024 lalu, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berhasil mengalahkan kontestan lainnya, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Prabowo-Gibran didukung oleh koalisi partai gemuk yang menamakan dirinya Koalisi Indonesia Maju (KIM). Parpol tersebut adalah Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora Indonesia, PSI dan Partai Garuda.
Mengingat keterlibatan partai KIM (dan bisa jadi ada KIM plus dalam Pilkada 2024), maka meskipun Presiden memegang hak prerogatif, rasanya sulit untuk tidak memasukkan menteri dari KIM.