Kehadiran gerombolan kutu putih alias kutu kebul di tanaman itu sesuatu yang menjengkelkan.
Hama kutu putih ini paling banyak muncul di musim kemarau. Mereka suka bergerombol di dedaunan, bahkan bisa sampai ranting-ranting saking banyaknya populasi.
Sering ditemukan pada tanaman sayuran dan buah seperti ketimun, cabai, kangkung, tomat, terong, dan lainnya.
Bahkan gerombolan ini suka menempel pada daun, pelepah daun hingga batang pepaya, pohon pisang, pinang hias, sirsak, sirikaya, dan kelapa.
Dampak dari banyaknya populasi si kebul adalah tanaman mendadak keriting dan kuning. Kegagalan produksi pun membayang-bayangi petani.
Perkembangan selanjutnya, tanaman seperti cabai atau sayuran lainnya terlihat sulit bertumbuh.
Terlihat kerdil dari yang seharusnya. Sudah tentu, produksi bunga dan buah pun menjadi terganggu.
Si kebul, vektor virus kuning
Hama bernama ilmiah Bemisia tabacci ini memang menjadi salah satu musuh petani dan tanamannya.
Si kebul, datangnya bergerombol, sekalian membawa serta virus, terutama virus kuning.
Proses penyebaran virus terjadi ketika kutu putih menghisap cairan tanaman. Virus lalu memasuki jaringan tanaman dan tersebar ke seluruh bagian tanaman.
Selain virus kuning, virus lain yang dibawa kutu putih ini diantaranya closterovirus, carlavirus, nepovirus dan potyvirus.
Perkembangan si kebul
Kutu putih berkembang dengan sangat cepat. Seekor kebul betina, mampu menghasilkan 400 butir dalam sekali bertelur.
Adapun inang bagi kutu kebul adalah tanaman dimana ia hinggap dan mengisap cairan tanaman.
Beberapa tanaman yang suka didatangi si kebul adalah cabai dan seluruh anggota suku solanaceace seperti terong, tomat, dan kentang.
Gejala awal tanaman saat diserang oleh kutu putih adalah daun mengeriting dan menguning.
Dalam waktu relatif singkat, tanaman menjadi kerdil dan pertumbuhannya tidak normal. Ini kemudian berujung pada tanaman tidak mau berproduksi.
Perkembangbiakan hama kutu putih sangat cepat apabila didukung oleh kondisi lingkungannya.
Lingkungan yang panas dan lembab adalah kondisi ideal untuk perkembangan populasi kutu putih.
Itulah sebabnya, mengapa si kebul ini begitu banyak bermunculan dan terlihat bandel di musim kemarau.
Perkembangan kutu putih ini sangat cepat. Jangan diamkan, jika awal mulanya si kebul ini hanya terlihat satu atau waspada.
Sebaiknya, langsung mengambil tindakan pencegahan atau pemberantasan.Jika tidak, maka bisa gagal produksi.
Cara alami kendalikan kutu putih
Mengantisipasi hama dan penyakit itu lebih baik dari tindakan kuratif. Mirip-mirip peribahasa “Sedia payung sebelum hujan”.
Jangan sampai ketika turun hujan baru lari pontang-panting untuk berteduh (ini buat pejalan kaki. Kalau yang bawa mobil, mungkin aman saja).
Ups, sorry guys. Kok meluas bahas payung, pejalan kaki, dan mobil. Yuk, kembali ke lap top.
Pengendalian alami merupakan metode mengatasi hama dengan menggunakan beberapa cara alami dan hayati.
Pengendalian hama secara hayati dengan menggunakan musuh alami hama berupa predator, parasitoid, dan entomopatogen.
Mengendalikan hama secara alami juga dapat dilakukan dengan cara memberi perlindungan pada tanaman.
Pilihannya, bisa berupa pemberian selubung tanaman (insect clothes) dan memasang perangkap.
Selain itu perlu melakukan pergiliran tanaman yang bukan inang bagi hama, memasang perangkap warna kuning, dan melakukan sanitasi lingkungan.
Ringkasnya, pengendalian alami kutu putih alias si kebul ini dapat dilakukan dengan cara:
- Hayati (menggunakan predator, parasitoid, entomopatogen).
- Membuat rumah kelambu atau insect clothes.
- Pergiliran tanaman bukan inang
- Memasang perangkap warna kuning
- Sanitasi lingkungan.
Memberantas kutu putih yang lagi enjoy di tanaman
Tindakan pencegahan memang lebih baik daripada tindakan kuratif. Namun jika si kebul tetap membandel maka harus diberantas sehingga tanaman tetap produktif.
Berikut ini cara memberantas kutu putih yang sedang bergerombol di tanaman.
Menyemprotkan air
Tindakan yang dapat dilakukan adalah menyemprot gerombolan hama kutu putih dengan air.
Tekanan kuat air di dalam selang, akan menghancurkan kutu putih tersebut. Namun perlu disemprot beberapa kali hingga tanaman benar-benar bersih dari si kebul.
Kelemahan dari penggunaan cara ini adalah boros air. Padahal air termasuk krisis di musim kemarau.
Kekurangan lainnya adalah sebagian kutu putih tetap bertahan dan bergerombol pada tanaman yang ada.
Gunakan insektisida cair
Langkah lain memberantas hama kutu putih adalah dengan cara kimia yaitu menggunakan insektisida cair.
Disarankan,aplikasi cara kimia ini hanya dilakukan ketika hama kutu putih telah berada di atas ambang batas.
Hal penting dalam menggunakan insektisida cair ini adalah membaca dengan teliti petunjuk penggunaan insektisida yang ada di setiap kemasan.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah memastikan agar racunnya tidak berdampak pada manusia dan lingkungan menjadi terkontaminasi.
Insektisida cair adalah racun kontak sistemik dengan bahan aktif imidiaklorid dan spirotetramat dengan kandungan aktif masing-masing sebanyak 120 gram/liter.
Racun sistemik bekerja melalui dua arah yang menghasilkan pengendalian menyeluruh, baik yang terlihat maupun yang suka sembunyi di balik daun dan bagian lain tanaman.
Pertama, racun masuk ke jaringan daun dan mengikuti sistem vaskuler jaringan xylem yang bergerak ke atas.
Arah kedua, bergerak mengikuti sistem floem yang bergerak ke bawah, menuju tunas baru, daun, ranting, batang, dan akar tanaman.
Hasilnya, kutu putih akan menghilang dan tanaman pun tumbuh dengan baik hingga bisa panen.
Last but not least. Sekalipun penggunaan metode pertanian adalah hal setiap petani, akan tetapi perlu tetap bijak dalam bertani.
Memilih dan menerapkan praktik-praktik pertanian yang aman bagi manusia dan ramah lingkungan.
Referensi:
https://gokomodo.com/blog/mengenal-insektisida-kutu-putih-dan-cara-pemakaiannya
https://www.kompas.com/homey/read/2020/12/13/115700676/mengenal-kutu-putih-pada-tanaman-dan-cara-menanganinya?page=all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H