3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Badan Gizi Nasional.
4. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Badan Gizi Nasional.
5. Melaksanakan dukungan yang sifatnya substantif kepada seluruh unsur organisasi yang ada dalam lingkungan Badan Gizi Nasional.
6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Badan Gizi Nasional.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.
Sasaran Program Badan Gizi Nasional
Di dalam Perpres Nomor 83/2024 juga dijelaskan secara eksplisit, kelompok sasaran yang menjadi tujuan program yang dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional.
- Kelompok didik Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Pendidikan Dasar (SD), Pendidikan Menengah (SLTP dan SLTA). Termasuk di dalamnya lingkungan pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, pendidikan khusus, layanan khusus, dan pendidikan pesantren.
- Anak usia di bawah lima tahun (Balita).
- Kelompok ibu hamil dan menyusui.
Akankah kehadiran BGN memberi warna lain?
Sudah cukup banyak badan yang dibentuk untuk mengurusi persoalan gizi dan kesehatan di Indonesia, selain Kementerian Kesehatan lengkap dengan jenjangnya hingga ke desa dan kampung di seluruh Indonesia.
Beberapa lembaga atau badan yang telah ada sebelumnya yang memiliki fungsi mengurus pangan, gizi, dan kesehatan  di antaranya:
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
- Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (di bawah Kemenkes)
- Badan Pangan Nasional (juga mengurus Gizi).
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
- Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S).
Selain itu, ada pula lembaga dari luar seperti Unicef dan WHO dari lembaga PBB yang turut serta berkontribusi pada pengatasan persoalan gizi seperti stunting dan perhatian pada anak-anak di Indonesia.
Akankah BGN dapat memberi warna lain, selain mengurus program andalan Makan Bergizi Gratis yang menjadi program besar Presiden terpilih, Prabowo Subianto?
Apakah Badan ini mampu meningkatkan kualitas pendidikan akibat intervensi mereka, khususnya melalui program Makan Bergizi Gratis di sekolah-sekolah?