Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kuluan, Kampung Pencetak Pemikir dan Petarung yang Terabaikan

18 Januari 2024   09:03 Diperbarui: 19 Januari 2024   15:22 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan seperti ini sudah biasa di musim hujan, jalan ke Kuluan selalu jadi persoalan (dok foto: pribadi)

Bahkan saat ini, sudah ada dua doktor  asli Desa Kuluan yang masih berprofesi sebagai dosen di Pulau Jawa (Dr. Dominikus Tulasi dan Dr. Daniel Tulasi). Selain itu, ada beberapa dosen yang mengajar di NTT yang adalah asli orang Kuluan seperti alm. Sirilius Nafanu.

Hanya ada 1 SD di Kuluan, namanya SDK Yaperna Non. Selepas SD ini, anak-anak sudah harus dikirim bersekolah di luar desa. 

Sekolah SMP terdekat adanya di ibukota kecamatan. Dulunya minimsl ke SMP yang ada di Lurasik, ibukota Kecamatan Biboki Utara.

Jadi anak-anak seusia SMP susah harus hidup mandiri. Tinggal di asrama yang memprihantinkan atau bersama sanak family.

Semangat untuk bersekolah dengan dukungan ekonomi orang tua yang serba kekurangan, ternyata membentuk mental juang anak-anak.

Anak-anak kini telah banyak mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Tersebar di Unimor Kefamenanu, Undana dan Unwira Kupang, dan kampus lain. Bahkan ada yang menempuh pendidikan di luar NTT.

Anak-anak Kuluan yang hidup dari tempaan alam Kuluan yang keras, ternyata berkembang menjadi petarung yang pantang menyerah. Mereka tetap berjuang, sekalipun harus merantau dari usia belasan tahun. 

Hingga saat ini, mereka tersebar dalam dunia kerja sebagai pendidik (dosen dan guru PNS atau swasta), birokrasi, TNI, INGO dan pekerja swata profesional, baik di NTT maupun  luar daerahnya.

Gotong royong warga Desa Kuluan memperbaiki jalan menjelang musim kemarau (dok foto: FB Pemdes Kuluan)
Gotong royong warga Desa Kuluan memperbaiki jalan menjelang musim kemarau (dok foto: FB Pemdes Kuluan)
Beberapa pemuda dan pemudi yang bercita-cita mandiri dan memperbaiki nasib di masa depan, juga tak malu untuk pergi bekerja di Kalimantan, Papua,  Sumatera dan bahkan sebagai TKI di Malaysia.

Di dunia politik, Desa Kuluan juga mencetak beberapa kader terbaiknya menjadi pejuang di gedung DPRD Kabupaten TTU. Mereka cukup 'berbunyi' di dalam gedung DPRD. 

Sebut saja, Bapak alm. Yosef Tulasi, Agustinus Tulasi, SE dan Yohanes Malada, SE.

Potensi Desa Kuluan 

Desa Kuluan termasuk penghasil ternak sapi Bali yang telah lama dikirim ke luar daerah. Bahkan anak-anak bersekolah karena orang tua menjual sapi untuk biaya sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun