Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melamar Nona Tuadale dengan 7 Dulang dan 17 Amplop

3 Juli 2022   06:06 Diperbarui: 4 Juli 2022   08:02 3641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan pengantian pria dalam balutan pakaian adat Biboki, dalam perjalanan menuju rumah pengantin perempuan di Tuadale. Dok pribadi

Agar semua dapat menyaksikannya, maka amplop-amplop tersebut akan dibuka oleh dua saksi dari kedua belah pihak untuk memastikan bahwa isi amplop sesuai dengan permintaan.

Kebetulan, jumlah amplop yang ditentukan oleh pihak keluarga sebanyak 17 amplop. Masing-masing amplop berisi sejumlah uang yang telah ditentukan sebelumnya.

Ketuk Pintu, adalah amplop pertama dan utama yang ditanyakan. Amplop ini sebagai pengantar untuk memasuki proses dialog selanjutnya. Pada amplop kedua, berisi uang sirih pinang. Sebagia lambang keramahtamahan. Sebab, setiap tamu yang datang ke rumah akan disuguhi dengan sirih pinang.

Pengantin pria sedang menandatangani berita acara Terang Kampung di Tuadale. Dok pribadi
Pengantin pria sedang menandatangani berita acara Terang Kampung di Tuadale. Dok pribadi

Selanjutnya, amplop ketiga, keempat, dan kelima dinamakan amplop cuci muka,  amplop gosok gigi orangtua, dan amplop menyalakan api. Ini semacam lambang balas jasa, bagaimana dulu kedua orang tua mengurus anaknya, termasuk memandikan, merawat, dan memberi makan anak nonanya.

Masih terkait dengan bagian orang tua kandung. Pada amplop keenam, pihak pengantin pria diminta untuk memasukkan sejumlah uang ke dalam amplop. Namanya uang penghargaan untuk orang tua kandung.

Pokok belis, dimasukkan dalam amplop ketujuh dengan nominal uang terbanyak kedua dibandingkan dengan isi amplop lainnya. Dan pada posisi kedelapan, Kepala Dusun menanyakan amplop air susu ibu. Amplop ini menduduki peringkat pertama dari jumlah nominal uang.

To'o huk adalah istilah untuk penghargaan bagi om dari pengantin perempuan. Bagian ini diisi dalam amplop kesembilan dan menduduki peringkat ketiga dari segi jumlah nominal uang. Sementara amplop ke-10 dinamakan Te'o huk, berisi uang penghargaan untuk tantenya pengantin perempuan.

Terang Kampung

Bagian ini, berisi pemberitahuan kepada warga di kampung bahwa anak perempuan ini telah dilamar. Karenanya, semua pihak agar bisa mengetahuinya. Ini adalah amplo ke-11, dinamakan sebagai Terang Kampung.

Menurut Kepala Dusun, Terang Kampung dan biaya administrasi telah diintegrasikan dalam perkawinan adat di Tuadale yang dibuat dalam Perdes. Ada dua biaya adminsitrasi, yaitu administrasi desa (amplop ke-12) dan administrasi dusun (amplop ke-13). Ada lagi, amplop ke-14 dinamakan dengan istilah penghargaan untuk Pemerintah Desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun