Mohon tunggu...
Viride
Viride Mohon Tunggu... Buruh - penulis

Penulis tidak dapat menulis secepat pemerintah membuat perang; karena menulis membutuhkan pemikiran. - Bertolt Brecht (Penulis dari Jerman-Australia)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Berwarna Hitam (Part - 2)

1 April 2019   11:24 Diperbarui: 1 April 2019   11:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto : pixabay.com

Kecemburuan dan prasangkanya pun semakin menjadi-jadi. Tuduhan-tuduhan yang tak berkesudahan membuatku tak mampu menahan diri untuk mengakhiri hubungan.

"Baiklah, bagaimana kalau kita putus?" Aku mengultimatum.

Wajah Vanita yang emosi bertambah menjadi shock.

"Putus? jadi kau lebih memilih perempuan itu dari pada bersamaku?" tanyanya dengan nada tinggi.

Aku semakin tidak nyaman, karena pertengkaran kami akan mengundang tetangga sekitar rumahnya untuk mengamati. Dengan pasrah dan menyerah kulengkapi pernyataanku sekali lagi.

"Vani, dengar. Aku tidak ada hubungan apa pun dengan perempuan itu dan silakan menuduhku dengan semua kecurigaanmu, karena aku sudah tidak tahan lagi. Hubungan kita sampai di sini. Aku pamit."

Diiringi teriakan Vanita yang tidak bisa menerima keputusan itu, aku pergi melajukan motor meninggalkan rumahnya.

****

Sejak memutuskan hubungan dengan perempuan yang telah lima bulan lebih menjadi kekasihku. Dari kemarin siang hingga pagi ini, ponselku penuh dengan pesan dan panggilan telepon yang tidak juga kuangkat. Aku malas. Lelah. Muak.

Karena aku tahu, Vanita hanya akan terus mengajak berdebat. Ia tidak ingin mengalah ketika mendengar pembelaan diriku.

Aku pun mengindahkan semua kegusaran dan melanjutkan aktifitas pergi ke tempat kerja seperti hari-hari sebelumnya. Dan begitu sampai di sana, tepat di samping pintu kantor, Vanita terlihat menunggu, sikapnya tegang, kemarahan tampak tak berkurang dari raut wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun