Kubiarkan air turun dari langit semakin lebat seraya mengeluarkan Diary Sarah –mencatat ulang beberapa kata-katanya sebagai kenangan atas pemikiran-pemikirannya, juga beberapa puisi yang ditujukan padaku.
Aku bergeming ketika troli robotik mondar-mandir menawarkan sajian. Sudah cukup mengakhiri hari ini dengan kemewahan yang mungkin sulit diulangi kembali atau tak kan berulang tahun berikutnya. Sarah di seberangku hanya memandang dan sesekali tersenyum, seolah benar-benar mengerti apa yang aku rasakan. Walau wujudnya hanya sebatas hologram yang terpancar dari alat rekam di ponsel pintarku.
Perlahan bayangannya mulai sirna, sepertinya alat itu boros energi. Nanti aku charge lagi saat pulang lewat kereta bawah tanah. Jarak 150 km tentu membosankan berdesakan dengan sesama penumpang pada jam pulang kerja seperti biasanya. Aku gagal mendapat tiket kereta cepat hari ini.
*****
Granito, 13 April 2016
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H