Mohon tunggu...
Grace Angelica Christy
Grace Angelica Christy Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor-faktor Penyebab Penyakit Asam Lambung Selain Pola Makan dan Aktifitas Fisik yang Teratur

19 Januari 2022   23:00 Diperbarui: 20 Januari 2022   01:36 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ABSTRAK 

Penyakit Asam Lambung atau gastritis juga  dikenal sebagai  penyakit maag. Yang dimaksud dengan penyakit asam lambung  adalah peradangan yang terjadi akibat meningkatnya jumlah asam pada lambung. 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai  faktor-faktor  apa saja yang  dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung termasuk juga untuk orang-orang yang sudah memiliki pola makan yang teratur dan rajin berolah raga.  

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan kajian literatur. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS yang berjumlah 32 siswa. 

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesiner yang diisi secara online pada tanggal 24 -25 November 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pola makan dan aktivitas olah raga yang tidak teratur dapat mengalami penyakit asam lambung. 

Namun yang menarik juga didapati hasil penelitian di mana ada sejumlah siswa yang mengalami penyakit asam lambung walalupun memiliki aktivitas olah raga dan pola makan yang teratur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung bukan hanya karena faktor pola makan tida teratur dan juga karena aktivitas olah raga saja. Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung adalah jika seseorang tidak memiliki  pola makan yang teratur, menu makan yang tidak seimbang, aktivitas olah raga yang  kurang tepat dengan waktu yang tidak sesuai, dan juga tingkat stress seseorang.  

Oleh karena itu disarankan agar terhindar dari penyakit asam lambung dengan memiliki pola makan yang teraturm menu makan yang seimbang, aktivitas olah raga yang tepat dengan waktu yang sesuai dan juga harus mampu mengelola stress dengan baik ,salah satunya dengan mengembangkan kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik dan juga melakukan aktivitas olah raga. 

Saran untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti lebih lanjut apakah penyakit asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin tertentu karena peneliti mendapati dari hasil penelitian yag dilakukan ada kecenderungan jenis kelamin perempuan lebih banyak yang menderita penyakit asam lambung dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

(kata kunci:  Penyakit Asam Lambung, Aktivitas Olah Raga, Stres, Pola makan, Menu Seimbang)

PENDAHULUAN

Penyakit asam lambung (gastritis) adalah penyakit yang umum terjadi saat ini dan tidak memandang usia. . Menurut  data  dari  WHO,  banyaknya    jumlah    penderita    asam lambung di Indonesia adalah urutan keempat setelah   Negara   Amerika,   Inggris,   dan Banglades.  Berdasarkan data dari Depkes RI tahun 2004, jumlah   penderita asam lambung di Indonesia adalah  430   juta penderita  gastritis (Anisa Firmanti 2014).    

Menurut data Departemen Kesehatan RI disampaikan bahwa penyakit asam lambung adalah penyakit yang masuk dalam 10 besar dengan prosentase 40,8 % (Nurcholish Anshari, 2019.) . Nurcholish mendapatkan data bahwa siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa juga dapat menderitas penyakit asam lambung

Di SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS, berdasarkan kuesioner yang dibagikan, didapatkan data  terdapat 44% siswa yang pernah menderita penyakit  asam lambung. Yang menarik adalah  terdapat 37.5% siswa menyatakan bahwa mereka memiliki pola makan yang teratur. 

Bahkan ada juga siswa yang  rutin berolahraga yang juga menyampaikan bahwa mereka menderita penyakit asan lambung. Berdasarkan data dari  kuesioner yang diperoleh informasi  ada 25% siswa yang rutin berolah raga yang menderita penyakit asam lambung.  

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan menjawab rumusan masalah sebagai berikut.

  • faktor-faktor apa saja yang menyebabkan orang bisa mengalami penyakit asam lambung, walaupun orang tersebut sudah memiliki pola makan yang teratur dan juga rajin berolah raga?

Untuk menjawab rumusan masalah maka  tujuan penelitian ini  adalah untuk memberikan informasi mengenai  faktor-faktor  apa saja yang  dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung termasuk juga untuk orang-orang yang sudah memiliki pola makan yang teratur dan rajin berolah raga.

Harapannya melalui penelitian ini maka dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang  dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung, karena pola makan teratur dan rajin olahraga masih menyebabkan seseorang dapat menderita penyakit asam lambung. Melalui informasi berikan dari penelitian ini, maka akan membuat banyak orang terhindar dari penyakit asam lambung. 

Bagi para pelajar diharapkan juga akan terhindar dari penyakit asam lambung di usia remaja sampai mereka dewasa. Bagi para pendidik diharapkan juga dapat menolong para pelajar dengan mengingatkan, menerapkan pada diri sendiri, dan meneruskan informasi mengenai hal ini kepada banyak orang. Tentunya penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti karena peneliti juga mengalami penyakit asam lambung. Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti akan dapat menjaga kesehatan dengan lebih baik lagi.

KAJIAN PUSTAKA

Penyakit Asam Lambung (gastritis)  dan Gejala-Gejalanya

Penyakit Asam Lambung (gastritis)  atau yang dikenal sebagai sakit maag merupakan gangguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan  terutama  lambung.  Dalam  keadaan  normal,  lapisan mukosa  atau  selaput  lendir  akan melindungi dinding lambung terhadap pengaruh asam dan  enzim  yang  terdapat  di dalam  cairan  lambung.  Menurut Arief (2005)  dalam (Anisa Firmanti 2014), jika lapisan itu  rusak,  asam  akan  merusak  dinding lambung  sehingga hal ini akan dapat menyebabkan  tukak  atau luka. 

 Menurut Misnadiarly (2009)  dalam (Estefany 2019)    bahwa gejala   yang   dirasakan   seseorang yang menderita penyakit asam lambung adalah mengalami   nyeri ulu hati. Hal ini terjadi karena ada peradangan   pada   mukosa   lambung. Huzainah (2017) dalam  (Estefany 2019) menjelaskan jika peradangan   ini   tidak segera diobati maka hal ini dapat mengakibatkan   pendarahan.   

Peningkatan   asam   lambung  ini akan menimbulkan pergesekan antara dinding lambung dan usus halus sehingga menimbulkan rasa nyeri pada lambung. Gesekan tersebut dapat menjadi lebih parah pada saat lambung dalam keadaan kosong. Menurut Mahaji Putri (2018) dalam (Estefany, n.d.), gesekan ini  dapat menimbulkan pendarahan pada lambung. 

Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit asam lambung akan merasa mual, nyeri atau kembung pada perut, dan perih pada ulu hati. Hal ini juga dapat mempengaruhi penurunan nafsu makannya sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh, wajah yang pucat, keringat dingin, dan bersendawa.

Penyakit asam lambung jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti anemia pernesiosa, penyempitan daerah antrumpylorus, hambatan penyerapan vitamin B12 dan zat besi. dan pendarahan pada lambung sehingga meningkatkan resiko seseorang akan menderita penyakit kanker lambung (Estefany 2019).

Hubungan Rutinitas Olah Raga dengan Penyakit Asam Lambung

Pengertian Olah Raga menurut Gale   Encyclopedia   of Medicine (2008), adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan dikerjakan secara berulang yang tujuannya adalah untuk memperbaiki atau menjaga  kesegaran  jasmani. Mosby’s  Medical  Dictionary (2009) mendefinisikan  olahraga sebagai  aktivitas   fisik yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan,   atau   memelihara   kesegaran (Anisa Firmanti 2014)

Olahraga     dapat     meningkatkan kecepatan  pernafasan  dan  jantung. Aktivitas Olah Raga juga dapat   menstimulasi   aktifitas   otot   usus sehingga dapat  membantu mengeluarkan limbah  makanan  dari  dalam  usus  lebih cepat.  Akibatnya, perut menjadi cepat kosong. 

David (2008)  dalam (Anisa Firmanti 2014) juga menjelaskan jika  olahraga dilakukan   terlalu  lama akan dapat meningkatkan  produksi  asam lambung dan memicu terjadinya penyakit asam lambung.  Oleh karena itu, olahraga   yang terlalu  lama  dapat  menimbulkan  gejala asam lambung   seperti  mual  dan  perih.  Jika perut tetap dibiarkan kosong dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan ulkus dan perdarahan lambung.

Ada hubungan antara rutinitas Olahraga dengan penyakit asam lambung berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Ternate di Glagah Banyuwangi (Anisa Firmanti 2014) yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1/Dokpri
Tabel 1/Dokpri

Berdasarkan  hasil  penelitian  tersebut,   terlihat  bahwa   terdapat hubungan     antara     rutinitas     olahraga dengan  kejadian  penyakit  gastritis  pada Organisasi     Persaudaraan     Setia     Hati Terate   Di   Glagah   Banyuwangi   Tahun 2014. Hal ini terjadi karena responden   terlambat     makan     atau     mengabaikan makan  beberapa  menit  atau  jam  sebelum latihan    dimulai. Hal inilah yang menyebabkan asam    lambung responden  meningkat   sehingga mengakibatkan    mual,  perih   pada   perut, keluar   keringat   dingin,   dada   berdebar-debar   serta   kondisi   fisik yang  menjadi lemah. Jadi berdasarkan penjelasan ini, dapat dilihat adanya hubungan antara rutinitas olah raga dengan penyakit asam lambung.  

Hubungan Pola Makan  dan Menu Seimbang dengan Penyakit Asam Lambung

Yang dimaksud dengan pola  makan  adalah  susunan  jenis  dan  jumlah makanan  yang  dikonsumsi  seseorang  atau  kelompok orang pada waktu tertentu , yang terdiri dari frekuensi makan, jenis  makanan,  dan  porsi  makan.  Oleh karena itu, memiliki pola makan yang baik tidak cukup. Pengetahuan mengenai menu  seimbang juga perlu dipelajari sehingga  terbentuk    kebiasaan  untuk mengkonsumsi    makanan    seimbang.  

Pola makan  yang  tidak  teratur  dan  menu yang tidak seimbang akan  dapat menyebabkan  gangguan  di  pencernaan. Sulastri menjelaskan  dalam  (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018),  bahwa jumlah  dan  frekuensi makan    perlu    diperhatikan. Disarankan  sebaiknya  seseorang makan   tiga   kali   sehari dalam   porsi   kecil. Pemilihan menu makanan juga perlu diperhatikan karena ada jenis makanan  yang dapat meningkatkan asam lambung dan dapat  merusak lapisan mukosa lambung

Pola makan yang kurang baik  akan  membuat  lambung  sulit  untuk  beradaptasi dalam   pengeluaran   sekresi   asam   lambung.   Pola makan  kurang  baik  merupakan  salah  satu  penyebab meningkatnya produksi asam lambung dari segi faktor histaminergik  di mana hal ini mempengaruhi kerja dari  sel  G  untuk  produksi  hormon  gastrin  dan  juga terjadi  defek  barier  mukosa  dan  difusi  balik  ion  H+ yang mempengaruhi kelenjar  oksintik  dalam  produksi  asam  lambung.  Jika hal  ini  berlangsung  dalam  waktu  yang  lama,  produksi asam   lambung   akan   meningkat   secara   berlebihan sehingga  dapat  membuat dinding  mukosa  lambung iritasi sehingga dapat  menyebabkan asam lambung. 

Salah   satu   penyebab munculnya kekambuhan penyakit asam lambung  karena  ketidakmampuan lambung  (indigesti),  produksi asam lambung  yang  berlebihan  akibat  ketidakseimbangan faktor  defensive  dan  faktor  agresif  yang  menyebabkan produksi  HCl  dalam  lambung  meningkat.  Hal ini terjadi karena pola   makan dan menu makan  yang   kurang   seperti  makanan  pedas,  makanan  atau minuman  asam,  waktu  makan  yang  tidak  teratur  dan porsi makan yang berlebihan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018).

Tussakinah (2018) melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara pola makan dengan kekambuhan dari penyakit asam lambung yang dapat dilihat pada tabel 2.

Dokpri
Dokpri

Tabel 2

Berdasarkan tabel 2  hasil  pengolahan  data dengan uji Chi-square yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan   bahwa   antara   pola   makan   dengan kekambuhan    gastritis    memiliki    hubungan    yang signifikan, di mana pola makan yang kurang baik akan menyebabkan kekambuhan penyakit asam lambung yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki pola makan yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Tussakinah menunjukkan bahwa dari responden yang memiliki pola makan yang baik, ada 44% responden yang bisa kambuh penyakit asam lambungnya, dan ada 55,6 % dari responden yang tidak kambuh penyakit asam lambungnya. Hal ini bisa terjadi karena responden memiliki menu makanan yang kurang atau tidak seimbang seperti makanan yang pedas, berlemak dan terlalu asam. Sedangkan untuk responden yang tidak memiliki pola makan yang teratur terlihat 100% kambuh dari penyakit asam lambung (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) . Hal ini menunjukkan bahwa pola makan dan menu makanan yang seimbang memiliki hubungan dengan penyakit asam lambung.

Hubungan Stres dengan Penyakit Asam Lambung

Menurut penelitian Gustin dalam Tussakinah (2018) , dari 30 responden    yang    mengalami    penyakit asam lambung, diperoleh data  bahwa  responden  yang  mengalami  stres memiliki proporsi lebih tinggi dibandingkan yang tidak stress.  

Menurut   pendapat   para   ahli   kedokteran, kenaikan  asam  lambung  yang berlebihan    dapat    diakibatkan    oleh    stres    atau ketegangan kejiwaan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018).  Menurut penelitian Tussakinah (2018), dijelaskan bahwa pada periode   interdigestif sekresi,  HCl   terus   meningkat dalam   kecepatan lambat 1-5 mEq/jam yang dikenal dengan BAO. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko   untuk   menimbulkan   penyakit asam lambung. Rangsangan emosional   yang kuat   dapat   meningkatkan   BAO   melalui saraf  parasimpatis  Nervus  Vagus  (NV).  Rangsangan Nervus  Vagus   akan   meningkatkan   produksi   HCl di dalam  lambung  dengan  cara  mempengaruhi  sel  untuk   mensekresi   hormon   gastrin   yang   berperan dalam   sekresi   asam   lambung   dan   meningkatkan jumlah  kelenjer  oksintik  untuk  mensekresikan  asam lambung  secara  berlebihan. 

 Rangsangan  emosional yang kuat dapat menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung ≥ 50 ml/jam. Kadar HCl yang meningkat  dapat  mengiritasi  mukosa  lambung  dan  ini dapat  menyebabkan  terjadinya  penyakit asam lambung.  Kekambuhan pada    penderita    asam lambung   salah    satunya    dapat dipengaruhi  oleh  stres  psikologis  di mana  akan  terjadi peningkatan   sekresi   asam   lambung   yang   dapat mengiritasi mukosa lambung kembali.

Berdasarkan hasil penelitian Tussakinah (2019) didapatkan hasil  pengolahan  data dengan   uji Kruskall-wallis yang dapat dilihat dalam tabel 3.

Dokpri
Dokpri

Tabel 3

Data pada tabel 3  menunjukkan  hubungan antara  tingkat  stres dengan kekambuhan gastritis di mana orang yang memiliki tingkat stress yang tinggi memiliki kekambuhan penyakit asam lambung yang lebih besar dibandingkan dengan orang normal. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara stress dengan penyakit asam lambung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS yang berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesiner yang diisi secara online pada tanggal 24 -25 November 2021.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan kajian literatur.

HASIL PENELITIAN

Pada saat  kuesioner dibagikan ke siswa-siswi SMA Dian Harapan pada tanggal 24-25 November 2021, diperoleh data jumlah siswa yang mengisi kuesioner berjumlah 32 siswa dengan Jumlah siswa  kelas 11 IPA dan kelas 11 IPS yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Dokpri
Dokpri

Gambar 1

Berdasarkan jenis kelamin dari siswa-siswi kelas 11 IPA dan kelas 11 IPS yang mengisi kuesioner dapat dilihat pada Gambar 2.

Dokpri
Dokpri

Gambar 2

Dari ke 32 siswa yang mengisi kuesioner diperoleh data siswa yang rutin dan tidak rutin berolah raga, yang dapat dilihat pada gambar 3.

Dokpri
Dokpri

Untuk mendapatkan gambaran seberapa rutin siswa melakukan olah raga, diperoleh data yang dapat dilihat pada gambar 4.

Dokpri
Dokpri

Peneliti juga mendapatkan data mengenai pola makan dari siswa-siswi SMA Dian Harapan berdasarkan kuesioner yang dibagikan. Data siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan yang tidak teratur dapat dilihat pada gambar 5.

Dokpri
Dokpri

Gambar 5

            Peneliti juga mendapatkan data siswa yang menjawab “ya” bagi yang pernah mengalami penyakit asam lambung dan siswa yang menjawab “tidak” bagi yang tidak pernah mengalami penyakit asam lambung. Data bagian ini dapat dilihat pada gambar 6.

Dokpri
Dokpri

Gambar 6

Peneliti juga memberikan pertanyaan dalam kuesioner untuk mendapat informasi mengenai aktivitas  olah raga dan seberapa rutin kegiatan olah raga dilakukan. Berdasarkan data kuesioner, maka peneliti melakukan analisis dengan mengelompokkan data. Pengelompokan data yang dilakukan adalah dengan melihat seberapa banyak siswa yang rutin berolah raga namun menderita penyakit asam lambung. Informasi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.

Dokpri
Dokpri

Tabel 4

Selain itu, peneliti mendapatkan serta mengumpulkan informasi tentang aktifitas olahraga dan rutinitas kegiatan kebugaran dengan mengelompokkan data yang tidak menderita penyakit asam lambung. Informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Dokpri
Dokpri

Tabel 5

Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai  siswa yang tidak pernah berolahraga namun  tidak menderita penyakit asam lambung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Dokpri
Dokpri

Tabel 6

Setelah peneliti mengumpulkan data pada tabel 7 yaitu hanya satu siswa yang tidak melakukan olahraga atau aktifitas fisik namun menderita penyakit asam lambung.

Dokpri
Dokpri

Tabel 7

Peneliti juga mengumpulkan dan mengelompokkan data siswa yang memiliki pola makan yang teratur. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki pola makan yang teratur dapat menderita penyakit asam lambung.

Dokpri
Dokpri

Tabel 8

            Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur namun tidak pernah mengalami sakit asam lambung yang dapat dilihat di tabel 9.

Dokpri
Dokpri

Tabel 9

Data siswa yang memiliki pola makan teratur dan tidak mengalami sakit asam lambung dapat dilihat pada tabel 10.

Dokpri
Dokpri

Tabel 10

Data pada tabel 11 adalah pengumpulan data dari siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur dan menderita penyakit asam lambung.

Dokpri
Dokpri

Tabel 11

Data pada tabel 12 adalah pengumpulan data dari siswa yang memiliki pola makan yang teratur, olahraga yang rutin tetapi mengalami penyakit asam lambung.

Dokpri
Dokpri

Tabel 12

PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 4  terlihat bahwa  responden yang memiliki aktivitas rutin olah raga ternyata mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan penjelasan di kajian teori, berdasarkan penelitian Anisa Firmanti  (2014) terdapat hubungan     antara     rutinitas     olahraga dengan  kejadian  penyakit  gastritis  pada Organisasi     Persaudaraan     Setia     Hati Terate, di mana dijelaskan bahwa olahraga dapat membuat asam lambung meningkat akibat olahraga yang terlalu lama dan berlebihan sehingga membuat tubuh terasa sangat lelah dan mual karena aktivitas olah raga menyebabkan perut menjadi cepat kosong (Anisa Firmanti 2014). 

 Oleh karena itu disarankan agar sebelum berolah raga sebaiknya makan yang cukup. Dengan melihat kondisi ini, maka sebaiknya juga dipikirkan lama dan jenis aktivitas olah raga yang sesuai dengan kemampuan seseorang sehingga perut tidak terlalu cepat kosong karena hal ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung.

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa yang berolah raga tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal in sesuai dengan penelitian ang dilakukan Anisa Firmanti (2014) di mana hal ini bisa terjadi karena responden melakukan aktivitas olah raga yang sesuai dengan kemampuannya dan juga telah makan sebelum melakukan aktivitas olah raga. Hal ini dapat membuat seseorang tidak mengalami penyakit asam lambung karena perut tidak kosong sehingga tidak terjadi kenaikan asam lambung.

Berdasarkan tabel 6, didapatkan informasi bahwa siswa yang tidak berolah raga ternyata tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berolah raga. Hal ini terjadi karena porsi makan dan menu makanan yang dimakan responden sudah baik sehingga responden tidak mengalami kenaikan asam lambung yang berlebihan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dijelaskan di kajian Pustaka bahwa penting untuk seseorang memiliki pola makan dan menu makanan yang seimbang agar terhindar dari penyakit asam lambung (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018),  Yang dimaksud dengan pola  makan  adalah  susunan  jenis  dan  jumlah makanan  yang  dikonsumsi. Pola makan  yang  tidak  teratur  dan  menu yang tidak seimbang akan  dapat menyebabkan  gangguan  di  pencernaan. Oleh karena itu,  jumlah  dan  frekuensi makan    perlu    diperhatikan. Sebaiknya  seseorang makan   tiga   kali   sehari dalam   porsi   kecil. Pemilihan menu makanan juga perlu diperhatikan karena ada jenis makanan  yang dapat meningkatkan asam lambung dan dapat  merusak lapisan mukosa lambung.

Berdasarkan tabel 7 didapatkan informasi siswa yang tidak berolah raga namun dia mengalami penyakit asam lambung. Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang tidak teratur. Sesuai dengan pernyataan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) dijelaskan bahwa pola makan yang teratur membuat perut tidak kosong sehingga hal ini mengurangi resiko terjadinya peningkatan asam lambung.

Berdasarkan tabel 8 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur namun mengalami penyakit asam lambung. Hal ini dijelaskan pada kajian teori pada penelitian yang dilakukan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) bahwa pola makan yang teratur saja tidak cukup. Perlu diperhatikan juga porsi dan menu makanan yang seimbang. Jika seseorang mengonsumsi makananan yang terlalu pedas, berlemak, dan beralkohol, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya asam lambung.

Berdasarkan tabel 9 didapatkan informasi siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur namun tidak mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan kajian teori yang diteliti oleh (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) hal ini dapat terjadi karena responden memiliki menu makan yang seimbang. Walaupun demikian, pola makan yang tidak teratur memberikan kemungkinan seseorang akan menderita penyakit asam lambung karena perut menjadi kosong. Oleh karena itu, disarankan selain memiliki menu makan yang seimbang sebaiknya juga harus dipikirkan untuk memiliki pola makan yang teratur.

Berdasarkan tabel 10 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) bahwa pola makan yang teratur dan disertai oleh menu makanan yang seimbang akan dapat membuat seseorang terhindar dari penyakit asam lambung. Oleh sebab itu sangat penting untuk memiliki pola makan yang teratur dan menu makanan yang seimbang.

Berdasarkan tabel 11 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang tidak teratur dan mengalami penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) jika seseorang tidak memiliki pola makan yang teratur maka perut akan kosong sehingga menyebabkan peningkatan asam lambung. Oleh karena itu sangat penting untuk seseorang memiliki pola makan yang teratur.

Berdasarkan tabel 12 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan berolahraga secara rutin namun mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) disampaikan bahwa tingkat stres pada seseorang dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan asam lambung. Hal ini bisa terjadi karena siswa SMA Dian Harapan kelas 11 IPA dan IPS memiliki tugas yang terlalu banyak sehingga membuat siswa-siswi mengalami stres yang menimbulkan kenaikan asam lambung. Oleh karena itu siswa-siswi SMA Dian Harapan kelas 11 IPA dan IPS perlu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik dan juga melakukan aktifitas olahraga untuk mengurangi tingkat stres.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka faktor-faktor  yang menyebabkan orang bisa mengalami penyakit asam lambung, walaupun orang tersebut sudah memiliki pola makan yang teratur dan juga rajin berolah raga adalah perlunya memiliki menu makanan yang seimbang. Selain itu penting untuk seseorang yang aktif berolah raga untuk makan dulu sebelum melakukan aktivitas olah raga. Lama waktu melakukan olah raga juga perlu dipertimbangkan agar perut tidak kosong sehingga hal ini dapat menimbulkan penyakit asam lambung. Faktor lain yang juga penting adalah orang harus menghindari stress karena tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung dan hal ini juga mempengaruhi seseorang dapat menderita penyakit asam lambung.

SARAN

            Untuk penelitian selanjutnya, menarik juga dibahas apakah penyakit asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin tertentu. Peneliti mengusulkan hal ini karena mendapati hasil penelitian di mana jumlah penderita asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan. Hal ini ditemukan oleh peneliti berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan dan juga dari jurnal-jurnal yang peneliti baca dan pelajari.


DAFTAR PUSTAKA

Anisa Firmanti, Tria. 2014. “Hubungan Rutinitas Olah Raga Dengan Kejadian Penyakit Gastritis Pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate Di Glagah Banyuwangi.” Vol. 3.

Estefany, Difa. 2019. “Analisis Pola Hidup Mahasiswa Di Perantauan Terhadap Gastritis.”

Nurcholish Anshari, Sakib. n.d. “Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada Kelompok Usia 20-45 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda Tahun 2019.” Samarinda.

Tussakinah, Widiya, and Ida Rahmah Burhan. 2018. “Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017.” Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 7. http://jurnal.fk.unand.ac.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun