ABSTRAK
Penyakit Asam Lambung atau gastritis juga dikenal sebagai penyakit maag. Yang dimaksud dengan penyakit asam lambung adalah peradangan yang terjadi akibat meningkatnya jumlah asam pada lambung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung termasuk juga untuk orang-orang yang sudah memiliki pola makan yang teratur dan rajin berolah raga.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan kajian literatur. Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS yang berjumlah 32 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesiner yang diisi secara online pada tanggal 24 -25 November 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pola makan dan aktivitas olah raga yang tidak teratur dapat mengalami penyakit asam lambung.
Namun yang menarik juga didapati hasil penelitian di mana ada sejumlah siswa yang mengalami penyakit asam lambung walalupun memiliki aktivitas olah raga dan pola makan yang teratur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung bukan hanya karena faktor pola makan tida teratur dan juga karena aktivitas olah raga saja. Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung adalah jika seseorang tidak memiliki pola makan yang teratur, menu makan yang tidak seimbang, aktivitas olah raga yang kurang tepat dengan waktu yang tidak sesuai, dan juga tingkat stress seseorang.
Oleh karena itu disarankan agar terhindar dari penyakit asam lambung dengan memiliki pola makan yang teraturm menu makan yang seimbang, aktivitas olah raga yang tepat dengan waktu yang sesuai dan juga harus mampu mengelola stress dengan baik ,salah satunya dengan mengembangkan kemampuan untuk mengelola waktu dengan baik dan juga melakukan aktivitas olah raga.
Saran untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti lebih lanjut apakah penyakit asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin tertentu karena peneliti mendapati dari hasil penelitian yag dilakukan ada kecenderungan jenis kelamin perempuan lebih banyak yang menderita penyakit asam lambung dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
(kata kunci: Penyakit Asam Lambung, Aktivitas Olah Raga, Stres, Pola makan, Menu Seimbang)
PENDAHULUAN
Penyakit asam lambung (gastritis) adalah penyakit yang umum terjadi saat ini dan tidak memandang usia. . Menurut data dari WHO, banyaknya jumlah penderita asam lambung di Indonesia adalah urutan keempat setelah Negara Amerika, Inggris, dan Banglades. Berdasarkan data dari Depkes RI tahun 2004, jumlah penderita asam lambung di Indonesia adalah 430 juta penderita gastritis (Anisa Firmanti 2014).
Menurut data Departemen Kesehatan RI disampaikan bahwa penyakit asam lambung adalah penyakit yang masuk dalam 10 besar dengan prosentase 40,8 % (Nurcholish Anshari, 2019.) . Nurcholish mendapatkan data bahwa siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa juga dapat menderitas penyakit asam lambung
Di SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS, berdasarkan kuesioner yang dibagikan, didapatkan data terdapat 44% siswa yang pernah menderita penyakit asam lambung. Yang menarik adalah terdapat 37.5% siswa menyatakan bahwa mereka memiliki pola makan yang teratur.
Bahkan ada juga siswa yang rutin berolahraga yang juga menyampaikan bahwa mereka menderita penyakit asan lambung. Berdasarkan data dari kuesioner yang diperoleh informasi ada 25% siswa yang rutin berolah raga yang menderita penyakit asam lambung.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan menjawab rumusan masalah sebagai berikut.
- faktor-faktor apa saja yang menyebabkan orang bisa mengalami penyakit asam lambung, walaupun orang tersebut sudah memiliki pola makan yang teratur dan juga rajin berolah raga?
Untuk menjawab rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung termasuk juga untuk orang-orang yang sudah memiliki pola makan yang teratur dan rajin berolah raga.
Harapannya melalui penelitian ini maka dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit asam lambung, karena pola makan teratur dan rajin olahraga masih menyebabkan seseorang dapat menderita penyakit asam lambung. Melalui informasi berikan dari penelitian ini, maka akan membuat banyak orang terhindar dari penyakit asam lambung.
Bagi para pelajar diharapkan juga akan terhindar dari penyakit asam lambung di usia remaja sampai mereka dewasa. Bagi para pendidik diharapkan juga dapat menolong para pelajar dengan mengingatkan, menerapkan pada diri sendiri, dan meneruskan informasi mengenai hal ini kepada banyak orang. Tentunya penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti karena peneliti juga mengalami penyakit asam lambung. Diharapkan dengan penelitian ini, peneliti akan dapat menjaga kesehatan dengan lebih baik lagi.
KAJIAN PUSTAKA
Penyakit Asam Lambung (gastritis) dan Gejala-Gejalanya
Penyakit Asam Lambung (gastritis) atau yang dikenal sebagai sakit maag merupakan gangguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan terutama lambung. Dalam keadaan normal, lapisan mukosa atau selaput lendir akan melindungi dinding lambung terhadap pengaruh asam dan enzim yang terdapat di dalam cairan lambung. Menurut Arief (2005) dalam (Anisa Firmanti 2014), jika lapisan itu rusak, asam akan merusak dinding lambung sehingga hal ini akan dapat menyebabkan tukak atau luka.
Menurut Misnadiarly (2009) dalam (Estefany 2019) bahwa gejala yang dirasakan seseorang yang menderita penyakit asam lambung adalah mengalami nyeri ulu hati. Hal ini terjadi karena ada peradangan pada mukosa lambung. Huzainah (2017) dalam (Estefany 2019) menjelaskan jika peradangan ini tidak segera diobati maka hal ini dapat mengakibatkan pendarahan.
Peningkatan asam lambung ini akan menimbulkan pergesekan antara dinding lambung dan usus halus sehingga menimbulkan rasa nyeri pada lambung. Gesekan tersebut dapat menjadi lebih parah pada saat lambung dalam keadaan kosong. Menurut Mahaji Putri (2018) dalam (Estefany, n.d.), gesekan ini dapat menimbulkan pendarahan pada lambung.
Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit asam lambung akan merasa mual, nyeri atau kembung pada perut, dan perih pada ulu hati. Hal ini juga dapat mempengaruhi penurunan nafsu makannya sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh, wajah yang pucat, keringat dingin, dan bersendawa.
Penyakit asam lambung jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti anemia pernesiosa, penyempitan daerah antrumpylorus, hambatan penyerapan vitamin B12 dan zat besi. dan pendarahan pada lambung sehingga meningkatkan resiko seseorang akan menderita penyakit kanker lambung (Estefany 2019).
Hubungan Rutinitas Olah Raga dengan Penyakit Asam Lambung
Pengertian Olah Raga menurut Gale Encyclopedia of Medicine (2008), adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan dikerjakan secara berulang yang tujuannya adalah untuk memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani. Mosby’s Medical Dictionary (2009) mendefinisikan olahraga sebagai aktivitas fisik yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan, atau memelihara kesegaran (Anisa Firmanti 2014)
Olahraga dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung. Aktivitas Olah Raga juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga dapat membantu mengeluarkan limbah makanan dari dalam usus lebih cepat. Akibatnya, perut menjadi cepat kosong.
David (2008) dalam (Anisa Firmanti 2014) juga menjelaskan jika olahraga dilakukan terlalu lama akan dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu terjadinya penyakit asam lambung. Oleh karena itu, olahraga yang terlalu lama dapat menimbulkan gejala asam lambung seperti mual dan perih. Jika perut tetap dibiarkan kosong dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan ulkus dan perdarahan lambung.
Ada hubungan antara rutinitas Olahraga dengan penyakit asam lambung berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Ternate di Glagah Banyuwangi (Anisa Firmanti 2014) yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan antara rutinitas olahraga dengan kejadian penyakit gastritis pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate Di Glagah Banyuwangi Tahun 2014. Hal ini terjadi karena responden terlambat makan atau mengabaikan makan beberapa menit atau jam sebelum latihan dimulai. Hal inilah yang menyebabkan asam lambung responden meningkat sehingga mengakibatkan mual, perih pada perut, keluar keringat dingin, dada berdebar-debar serta kondisi fisik yang menjadi lemah. Jadi berdasarkan penjelasan ini, dapat dilihat adanya hubungan antara rutinitas olah raga dengan penyakit asam lambung.
Hubungan Pola Makan dan Menu Seimbang dengan Penyakit Asam Lambung
Yang dimaksud dengan pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu , yang terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan. Oleh karena itu, memiliki pola makan yang baik tidak cukup. Pengetahuan mengenai menu seimbang juga perlu dipelajari sehingga terbentuk kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan seimbang.
Pola makan yang tidak teratur dan menu yang tidak seimbang akan dapat menyebabkan gangguan di pencernaan. Sulastri menjelaskan dalam (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018), bahwa jumlah dan frekuensi makan perlu diperhatikan. Disarankan sebaiknya seseorang makan tiga kali sehari dalam porsi kecil. Pemilihan menu makanan juga perlu diperhatikan karena ada jenis makanan yang dapat meningkatkan asam lambung dan dapat merusak lapisan mukosa lambung
Pola makan yang kurang baik akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi dalam pengeluaran sekresi asam lambung. Pola makan kurang baik merupakan salah satu penyebab meningkatnya produksi asam lambung dari segi faktor histaminergik di mana hal ini mempengaruhi kerja dari sel G untuk produksi hormon gastrin dan juga terjadi defek barier mukosa dan difusi balik ion H+ yang mempengaruhi kelenjar oksintik dalam produksi asam lambung. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, produksi asam lambung akan meningkat secara berlebihan sehingga dapat membuat dinding mukosa lambung iritasi sehingga dapat menyebabkan asam lambung.
Salah satu penyebab munculnya kekambuhan penyakit asam lambung karena ketidakmampuan lambung (indigesti), produksi asam lambung yang berlebihan akibat ketidakseimbangan faktor defensive dan faktor agresif yang menyebabkan produksi HCl dalam lambung meningkat. Hal ini terjadi karena pola makan dan menu makan yang kurang seperti makanan pedas, makanan atau minuman asam, waktu makan yang tidak teratur dan porsi makan yang berlebihan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018).
Tussakinah (2018) melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara pola makan dengan kekambuhan dari penyakit asam lambung yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Berdasarkan tabel 2 hasil pengolahan data dengan uji Chi-square yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa antara pola makan dengan kekambuhan gastritis memiliki hubungan yang signifikan, di mana pola makan yang kurang baik akan menyebabkan kekambuhan penyakit asam lambung yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki pola makan yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Tussakinah menunjukkan bahwa dari responden yang memiliki pola makan yang baik, ada 44% responden yang bisa kambuh penyakit asam lambungnya, dan ada 55,6 % dari responden yang tidak kambuh penyakit asam lambungnya. Hal ini bisa terjadi karena responden memiliki menu makanan yang kurang atau tidak seimbang seperti makanan yang pedas, berlemak dan terlalu asam. Sedangkan untuk responden yang tidak memiliki pola makan yang teratur terlihat 100% kambuh dari penyakit asam lambung (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) . Hal ini menunjukkan bahwa pola makan dan menu makanan yang seimbang memiliki hubungan dengan penyakit asam lambung.
Hubungan Stres dengan Penyakit Asam Lambung
Menurut penelitian Gustin dalam Tussakinah (2018) , dari 30 responden yang mengalami penyakit asam lambung, diperoleh data bahwa responden yang mengalami stres memiliki proporsi lebih tinggi dibandingkan yang tidak stress.
Menurut pendapat para ahli kedokteran, kenaikan asam lambung yang berlebihan dapat diakibatkan oleh stres atau ketegangan kejiwaan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018). Menurut penelitian Tussakinah (2018), dijelaskan bahwa pada periode interdigestif sekresi, HCl terus meningkat dalam kecepatan lambat 1-5 mEq/jam yang dikenal dengan BAO. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko untuk menimbulkan penyakit asam lambung. Rangsangan emosional yang kuat dapat meningkatkan BAO melalui saraf parasimpatis Nervus Vagus (NV). Rangsangan Nervus Vagus akan meningkatkan produksi HCl di dalam lambung dengan cara mempengaruhi sel untuk mensekresi hormon gastrin yang berperan dalam sekresi asam lambung dan meningkatkan jumlah kelenjer oksintik untuk mensekresikan asam lambung secara berlebihan.
Rangsangan emosional yang kuat dapat menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung ≥ 50 ml/jam. Kadar HCl yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit asam lambung. Kekambuhan pada penderita asam lambung salah satunya dapat dipengaruhi oleh stres psikologis di mana akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung yang dapat mengiritasi mukosa lambung kembali.
Berdasarkan hasil penelitian Tussakinah (2019) didapatkan hasil pengolahan data dengan uji Kruskall-wallis yang dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3
Data pada tabel 3 menunjukkan hubungan antara tingkat stres dengan kekambuhan gastritis di mana orang yang memiliki tingkat stress yang tinggi memiliki kekambuhan penyakit asam lambung yang lebih besar dibandingkan dengan orang normal. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara stress dengan penyakit asam lambung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan siswa-siswi SMA Dian Harapan Lippo Village kelas 11 IPA dan IPS yang berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesiner yang diisi secara online pada tanggal 24 -25 November 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan kajian literatur.
HASIL PENELITIAN
Pada saat kuesioner dibagikan ke siswa-siswi SMA Dian Harapan pada tanggal 24-25 November 2021, diperoleh data jumlah siswa yang mengisi kuesioner berjumlah 32 siswa dengan Jumlah siswa kelas 11 IPA dan kelas 11 IPS yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
Berdasarkan jenis kelamin dari siswa-siswi kelas 11 IPA dan kelas 11 IPS yang mengisi kuesioner dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2
Dari ke 32 siswa yang mengisi kuesioner diperoleh data siswa yang rutin dan tidak rutin berolah raga, yang dapat dilihat pada gambar 3.
Untuk mendapatkan gambaran seberapa rutin siswa melakukan olah raga, diperoleh data yang dapat dilihat pada gambar 4.
Peneliti juga mendapatkan data mengenai pola makan dari siswa-siswi SMA Dian Harapan berdasarkan kuesioner yang dibagikan. Data siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan yang tidak teratur dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5
Peneliti juga mendapatkan data siswa yang menjawab “ya” bagi yang pernah mengalami penyakit asam lambung dan siswa yang menjawab “tidak” bagi yang tidak pernah mengalami penyakit asam lambung. Data bagian ini dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6
Peneliti juga memberikan pertanyaan dalam kuesioner untuk mendapat informasi mengenai aktivitas olah raga dan seberapa rutin kegiatan olah raga dilakukan. Berdasarkan data kuesioner, maka peneliti melakukan analisis dengan mengelompokkan data. Pengelompokan data yang dilakukan adalah dengan melihat seberapa banyak siswa yang rutin berolah raga namun menderita penyakit asam lambung. Informasi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4
Selain itu, peneliti mendapatkan serta mengumpulkan informasi tentang aktifitas olahraga dan rutinitas kegiatan kebugaran dengan mengelompokkan data yang tidak menderita penyakit asam lambung. Informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai siswa yang tidak pernah berolahraga namun tidak menderita penyakit asam lambung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Setelah peneliti mengumpulkan data pada tabel 7 yaitu hanya satu siswa yang tidak melakukan olahraga atau aktifitas fisik namun menderita penyakit asam lambung.
Tabel 7
Peneliti juga mengumpulkan dan mengelompokkan data siswa yang memiliki pola makan yang teratur. Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki pola makan yang teratur dapat menderita penyakit asam lambung.
Tabel 8
Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur namun tidak pernah mengalami sakit asam lambung yang dapat dilihat di tabel 9.
Tabel 9
Data siswa yang memiliki pola makan teratur dan tidak mengalami sakit asam lambung dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10
Data pada tabel 11 adalah pengumpulan data dari siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur dan menderita penyakit asam lambung.
Tabel 11
Data pada tabel 12 adalah pengumpulan data dari siswa yang memiliki pola makan yang teratur, olahraga yang rutin tetapi mengalami penyakit asam lambung.
Tabel 12
PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa responden yang memiliki aktivitas rutin olah raga ternyata mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan penjelasan di kajian teori, berdasarkan penelitian Anisa Firmanti (2014) terdapat hubungan antara rutinitas olahraga dengan kejadian penyakit gastritis pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, di mana dijelaskan bahwa olahraga dapat membuat asam lambung meningkat akibat olahraga yang terlalu lama dan berlebihan sehingga membuat tubuh terasa sangat lelah dan mual karena aktivitas olah raga menyebabkan perut menjadi cepat kosong (Anisa Firmanti 2014).
Oleh karena itu disarankan agar sebelum berolah raga sebaiknya makan yang cukup. Dengan melihat kondisi ini, maka sebaiknya juga dipikirkan lama dan jenis aktivitas olah raga yang sesuai dengan kemampuan seseorang sehingga perut tidak terlalu cepat kosong karena hal ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung.
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa yang berolah raga tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal in sesuai dengan penelitian ang dilakukan Anisa Firmanti (2014) di mana hal ini bisa terjadi karena responden melakukan aktivitas olah raga yang sesuai dengan kemampuannya dan juga telah makan sebelum melakukan aktivitas olah raga. Hal ini dapat membuat seseorang tidak mengalami penyakit asam lambung karena perut tidak kosong sehingga tidak terjadi kenaikan asam lambung.
Berdasarkan tabel 6, didapatkan informasi bahwa siswa yang tidak berolah raga ternyata tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu berolah raga. Hal ini terjadi karena porsi makan dan menu makanan yang dimakan responden sudah baik sehingga responden tidak mengalami kenaikan asam lambung yang berlebihan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dijelaskan di kajian Pustaka bahwa penting untuk seseorang memiliki pola makan dan menu makanan yang seimbang agar terhindar dari penyakit asam lambung (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018), Yang dimaksud dengan pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Pola makan yang tidak teratur dan menu yang tidak seimbang akan dapat menyebabkan gangguan di pencernaan. Oleh karena itu, jumlah dan frekuensi makan perlu diperhatikan. Sebaiknya seseorang makan tiga kali sehari dalam porsi kecil. Pemilihan menu makanan juga perlu diperhatikan karena ada jenis makanan yang dapat meningkatkan asam lambung dan dapat merusak lapisan mukosa lambung.
Berdasarkan tabel 7 didapatkan informasi siswa yang tidak berolah raga namun dia mengalami penyakit asam lambung. Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang tidak teratur. Sesuai dengan pernyataan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) dijelaskan bahwa pola makan yang teratur membuat perut tidak kosong sehingga hal ini mengurangi resiko terjadinya peningkatan asam lambung.
Berdasarkan tabel 8 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur namun mengalami penyakit asam lambung. Hal ini dijelaskan pada kajian teori pada penelitian yang dilakukan (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) bahwa pola makan yang teratur saja tidak cukup. Perlu diperhatikan juga porsi dan menu makanan yang seimbang. Jika seseorang mengonsumsi makananan yang terlalu pedas, berlemak, dan beralkohol, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya asam lambung.
Berdasarkan tabel 9 didapatkan informasi siswa yang tidak memiliki pola makan yang teratur namun tidak mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan kajian teori yang diteliti oleh (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) hal ini dapat terjadi karena responden memiliki menu makan yang seimbang. Walaupun demikian, pola makan yang tidak teratur memberikan kemungkinan seseorang akan menderita penyakit asam lambung karena perut menjadi kosong. Oleh karena itu, disarankan selain memiliki menu makan yang seimbang sebaiknya juga harus dipikirkan untuk memiliki pola makan yang teratur.
Berdasarkan tabel 10 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan tidak mengalami penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) bahwa pola makan yang teratur dan disertai oleh menu makanan yang seimbang akan dapat membuat seseorang terhindar dari penyakit asam lambung. Oleh sebab itu sangat penting untuk memiliki pola makan yang teratur dan menu makanan yang seimbang.
Berdasarkan tabel 11 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang tidak teratur dan mengalami penyakit asam lambung. Hal ini sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) jika seseorang tidak memiliki pola makan yang teratur maka perut akan kosong sehingga menyebabkan peningkatan asam lambung. Oleh karena itu sangat penting untuk seseorang memiliki pola makan yang teratur.
Berdasarkan tabel 12 didapatkan informasi siswa yang memiliki pola makan yang teratur dan berolahraga secara rutin namun mengalami penyakit asam lambung. Sesuai dengan kajian teori (Tussakinah and Rahmah Burhan 2018) disampaikan bahwa tingkat stres pada seseorang dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan asam lambung. Hal ini bisa terjadi karena siswa SMA Dian Harapan kelas 11 IPA dan IPS memiliki tugas yang terlalu banyak sehingga membuat siswa-siswi mengalami stres yang menimbulkan kenaikan asam lambung. Oleh karena itu siswa-siswi SMA Dian Harapan kelas 11 IPA dan IPS perlu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik dan juga melakukan aktifitas olahraga untuk mengurangi tingkat stres.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka faktor-faktor yang menyebabkan orang bisa mengalami penyakit asam lambung, walaupun orang tersebut sudah memiliki pola makan yang teratur dan juga rajin berolah raga adalah perlunya memiliki menu makanan yang seimbang. Selain itu penting untuk seseorang yang aktif berolah raga untuk makan dulu sebelum melakukan aktivitas olah raga. Lama waktu melakukan olah raga juga perlu dipertimbangkan agar perut tidak kosong sehingga hal ini dapat menimbulkan penyakit asam lambung. Faktor lain yang juga penting adalah orang harus menghindari stress karena tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam lambung dan hal ini juga mempengaruhi seseorang dapat menderita penyakit asam lambung.
SARAN
Untuk penelitian selanjutnya, menarik juga dibahas apakah penyakit asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin tertentu. Peneliti mengusulkan hal ini karena mendapati hasil penelitian di mana jumlah penderita asam lambung lebih banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan. Hal ini ditemukan oleh peneliti berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan dan juga dari jurnal-jurnal yang peneliti baca dan pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Firmanti, Tria. 2014. “Hubungan Rutinitas Olah Raga Dengan Kejadian Penyakit Gastritis Pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate Di Glagah Banyuwangi.” Vol. 3.
Estefany, Difa. 2019. “Analisis Pola Hidup Mahasiswa Di Perantauan Terhadap Gastritis.”
Nurcholish Anshari, Sakib. n.d. “Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada Kelompok Usia 20-45 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda Tahun 2019.” Samarinda.
Tussakinah, Widiya, and Ida Rahmah Burhan. 2018. “Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017.” Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 7. http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H