Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kisah Ayah Pemulung Merawat Anaknya yang Disabilitas

25 Februari 2024   06:56 Diperbarui: 27 Februari 2024   08:44 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mereka bertahan hidup? Sementara Dimas harus dijaga terus karena disabilitas.

Menurut penuturan ayah Dimas, awalnya saat ayahnya masih muda, dia menjual bakmi di dekat gereja Katolik Trinitas Cengkareng dan laku. Saat Dimas ditinggal oleh ibunya, mereka pindah ke Cengkareng, Jalan Fajar Baru Selatan. Saat itu ayah Dimas berjualan rokok keliling di Puri Agung.

Dimas kecil juga ikut berjualan, dia duduk di kursi roda dan ayahnya berjualan rokok. Banyak yang membeli rokok orang-orang Chinese, pemilik-pemilik counter handphone dan orang-orang di sekitar Puri Agung.

Saat ayahnya berjualan para pembeli tidak mau menerima uang kembalian rokok, jadi ayahnya merasa tidak enak hati, dia tidak mau ada sangkaan nantinya dia jualan hanya formalitas saja, masa beli kembaliannya tidak diambil, jadi rokoknya masih banyak, uangnya sudah penuh.

"Jadi besoknya saat kita jualan, lewat counternya, jadi malu hati. Karena itu saya cari profesi lainnya, yaitu memulung," begitulah penuturan ayah Dimas. 

Dia menuturkan lagi, "Sebenarnya tidak apa-apa ya mba seperti itu?"

"Iya, pak," jawabku, "Kan, banyak orang juga tergerak hati untuk memberi pak, bersedekah juga kan amal ibadah pak.

"Iya, mba", jawab ayah Dimas

"Oh... iya, saya ingat mba, tetapi saya tidak tahu mba siapa. Saya ingat sebelum pandemi ya, sekitar lima atau enam tahun lalu mba kasih saya duit segepok. Dalam hati saya, 'Waduh banyak sekali'. Saya ingat betul itu, di dekat tukang buah dingin, daerah RSUD Cengkareng, mbanya langsung pergi".

"Iya, benar pak," kataku.

"Mba memberi dengan tangan kanan tetapi tidak diketahui tangan kiri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun