Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vaksinasi "Mental" Orang Indonesia

17 Januari 2021   11:33 Diperbarui: 17 Januari 2021   11:44 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meskipun imunitas setelah Vaksinasi tidaklah Instan, tetapi paling tidak, tindakan Pemerintah untuk melakukan berbagai upaya untuk mengobati dan memutus mata rantai penularan Virus Corona di kalangan masyarakat ini, merupakan suatu hal yang patut diapresiasi. 

Atas situasi dan kondisi yang demikian maka, sebagaimana dilaporkan Atika Walujani Moedjiono (Kompas, 15/1/2021), bahwa Vaksin yang dibuat dari virus yang diinaktivasi, protein atau zat biologis dari virus atau kuman lain, ditujukan agar sistem kekebalan tubuh memproduksi anti bodi untuk melawan kuman. 

Akan tetapi Vaksin perlu waktu untuk menginduksi imunitas tubuh. Selain antibodi belum terbentuk risiko terkena Covid-19 tetaplah tinggi. 

Sehubungan dengan hal itu, maka masyarakat awam telah pula dicerahkan oleh Kusnandi Rusmil (2021), Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia, yang juga adalah Guru Besar Universitas Padjadjaran bahwa, Vaksin produksi Sinovac Biotech China, diberikan dengan dua kali penyuntikan dengan jarak dua minggu. Hal itu untuk memastikan agar kadar antibodi cukup tinggi untuk menetralisir virus dimaksud. 

Situasi ini dapat dipahami lebih lanjut atas dasar hasil riset dari Kusnandi (ibid) bahwa, dua minggu setelah suntikan pertama, antibodi akan terbentuk dan baru sempurna dalam waktu satu bulan setelah penyuntikan kedua. Pada tiga bulan pertama titer antibodi cukup tinggi, dan imunogenisitas terukur 99,23 persen, dan diperkirakan antibodi dapat bertahan hingga satu tahun, setelah itu diperlukan suntikan penguat atau apa yang lazim dalam dunia kedokteran disebut sebagai booster.

Sebagai proses dan langkah edukasi masyarakat, maka perlu juga dipahami bahwa, Vaksin Corona ini dibuat dari virus yang dimatikan. Karena itu, masyarakat tidak perlu kuatir tertular Covid-19 dari vaksinasi ini. Namun demikian, masih ada kemungkinan orang yang telah divaksinasi akan tertular Covid-19 dari orang lain, hanya saja gejalanya ringan saja sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Meskipun begitu, keamanan Vaksinasi ini akan baik adanya. Efek samping yang akan terjadi pun relatif ringan, hanya terbatas pada bengkak kecil, atau agak kemerahan di lokasi suntik, demikian juga mungkin adanya demam ringan sekitar (36,5-38,4) derajad celsius, serta mungkin sedikit terasa pusing.

Vaksinasi dan Mentalitas Orang Indonesia

Sebagaimana diketahui bersama bahwa, Pandemi Covid-19 merupakan salah satu musibah umat manusia abad ini, dan telah merubah wajah dunia yang biasanya cerah ceria, menjadi muram durja dan berlinang air mata.

Betapa tidak, Pandemi Covid-19 ini, telah menimbulkan banyak korban jiwa di berbagai negara di belahan dunia ini, dengan menyisakan duka yang mendalam dan pengalaman hidup yang traumatik.

Sebagai Catatan penting, per Tanggal 16 Januari 2021, di Indonesia terjadi rekor kasus baru sebanyak 14.224, sehingga total menjadi 896.642 kasus Pandeni Covid -19 di Tanah Air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun