Oleh Goris Lewoleba
Dewan Pakar dan Juru Bicara Vox Point Indonesia
Hari-hari belakangan ini, ruang publik di Tanah Air sedang dipenuhi dengan suatu diksi sosial politik yang fenomenal, yaitu Vaksinasi Covid-19.Â
Pasalnya, di tengah rasa galau dalam kecemasan masal yang mendebarkan, karena Pandemi  Covid-19 yang belum juga menunjukkan sinyal senyap di awal Tahun 2021 ini, muncul suatu harapan baru di tengah masyarakat, bagai "pucuk dicita ulam tiba", yaitu dimulainya tindakan Vaksinasi Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia.
Dikatakan demikian karena, pada hari Rabu, 13/1/2021 di Istana Merdeka, Presiden Jokowi Widodo secara dramatis menerima Vaksinasi Covid -19 yang diberikan oleh Wakil Dokter Kepresidenan, Dokter Abdul Muthalib sebagai penanda awal dilaksanakannya Vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.Â
Selain Presiden, pada hari pertama vaksinasi itu, tercatat sebanyak 24 orang yang mewakili berbagai profesi dan kalangan, seperti pejabat, tokoh agama, guru, dokter, perawat, dan perwakilan kelompok masyarakat, termasuk kaum milenial.Â
Jenis Vaksin yang diterima Presiden Joko Widodo yang juga akan diterima oleh masyarakat luas adalah, Vaksin Covid -19 buatan perusahaan farmasi Sinovac Biotech, China, yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).Â
Vaksin itu, sebelumnya telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta dinilai halal dan suci oleh Majelis Ulama Indonesia.Â
Tindakan Vaksinasi ini, dapat dikatakan sebagai sejarah baru bagi Negara Republik Indonesia. Hal ini dipertegas melalui Catalan Kemeterian Kesehatan bahwa, sebanyak 70 persen atau 181, 5 juta jiwa dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia akan memperoleh vaksin sebagai upaya menciptakan Kekebalan Komunitas.Â
Kekebalan komunitas ini, akan mencegah infeksi Virus Corona demi terkendalinya Pandemi Covid-19. Dengan demikian maka, diharapkan selama tahun 2021 ini, Indonesia memerlukan 426 juta dosis vaksin. Dan diharapkan pula, pada akhir Desember 2021, 181,5 juta jiwa masyarakat Indonesia sudah mendapat Vaksin Covid-19.Â
Cermin Realitas Vaksinasi