Dalam sudut pandang yang amat terbatas, SARA tidak lagi dilihat  sebagai potensi dan kekuatan  serta  kekayaan bersama untuk membangun bangsa, tetapi justru cenderung  dilihat sebagai bagian dari masalah,  dan merupakan sumber serta akar dari Intoleransi dan Radikalisme yang sedang menggerogoti prinsip dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dalam praktik dan kenyataan di berbagai negara di belahan dunia lain, seperti Suriah,  Sudan,  Maroko,  Aljazair,  Irlandia Utara,  bahkan India dan Pakistan, konflik kekerasan terus terjadi karena  orang yang berbeda terus dianggap sebagai orang lain.
Orang yang berbeda keyakinan,  pandangan politik,  serta suku ddianggap kurang memiliki hak untuk  hidup  di sana. Hal yang terjadi kemudian adalah penundukkan,  perlakuan  diskriminatif,  pengusiran,  bahkan pembunuhan antarwarga negara.
Memahami situasi yang terjadi di tempat dan atau negara lain seperti itu,  maka hal yang demikian  dapat menjadi cermin  sosial politik dengan  menjadikan semangat dan semboyan Bhineka Tubggal Ika untuk  mengisi Ruang Kemerdekaan Negara Republik Indonesia  dengan tetap menjaga Persatuan dan Kesatuan untuk menuju Indonesia Jaya. Dirgahayu Republik Indonesia,  Merdeka !
Goris Lewoleba
Alumni KSA X LEMAHANNAS RI, Â Direktur KISPOL Presdium Pengurus Pusat ISKA, Dewan Pakar dan Juru Bicara DPN VOX POINT INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H