Seperti kata ‘ciao’, kata ‘bravo’ juga berusia tua. Usianya lebih tua 100 tahun ketimbang kata ‘ciao’. Kata bravo mulai dikenal sejak abad ke-6. Pada abad ke-7, kata ini sudah mulai muncul di tempat pertunjukkan teater di seluruh Italia. Sejak saat itu, kata bravojuga melalangbuana ke seluruh dunia.
Dari Italia, kata ‘bravo’ mula-mula muncul di Prancis, Jerman, dan Spanyol pada akhir abad ke-7. Di Inggris kata bravo mulai digunakan pada abad ke-8. Saat ini, kata ‘ciao’ sudah digunakan di banyak bahasa termasuk bahasa Indonesia.
Koran Popotus melampirkan sekitar 29 negara pengguna kata ‘bravo’ di dunia: Albania, Arab-Mesir, Bulgaria, Catalano, Ceko, Kroasia (croasia), Denmark (danese), Estone, Finlandia, Jepang, Yunani Modern (greco), Indonesia, Islanda, Makedonia, Lettone, Lituano, Malaysia, Malta, Neerlandese, Norvegia, Polandia, Portugis, Romania, Rusia, Serbia, Slovenia, Swedia, Turkia, dan Hongaria (ungherese).
Selain kata Bravo dan Ciao, kata-kata lain dalam dunia seni (lukisan, arsitek, dan musik) juga sudah mendunia. Jika ada kesempatan, akan dibahas pada masa datang. Ciao
Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.
PRM, 7/5/2017
Gordi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H